Tim Reaksi Cepat APP Sinarmas Lindungi Hutan dari Kebakaran

Tim Reaksi Cepat (TRC) Asia Pulp and Paper
Tim Reaksi Cepat Asia Pulp and Paper

Jakarta | EGINDO.co – Di jantung Pulau Sumatera, dimana tanaman hijau subur mampu menghadapi tantangan iklim yang selalu kering, Ardinata Tarigan adalah salah satu penjaga terhadap ancaman kebakaran hutan. Ia bercerita tentang perjalanannya dari seorang pemain muda harian hingga menjadi anggota berpengalaman Tim Reaksi Cepat (TRC) Asia Pulp and Paper (APP).

Ardinata mulai bekerja dibidang pemadaman kebakaran pada tahun 2014, dimulai sebagai taruhan harian dengan APP dan dipanggil untuk memadamkan api hanya ketika diperlukan. Hari-hari awal ditandai dengan cuaca kering, dengan kebakaran yang terjadi hampir setiap hari, menguji keberanian mereka yang dipercaya untuk melindungi bentang alam yang luas.

Dua tahun dalam pekerjaannya, komitmen dan dedikasi Ardinata membawanya ke posisi penuh waktu, menandai momen penting dalam kariernya yang menjanjikan. Dia tidak tahu bahwa ini hanyalah awal dari sebuah ekspedisi yang akan membentuk hidupnya dan memberikan kontribusi signifikan terhadap keamanan wilayah tersebut.

Baca Juga :  3 Tentara Filipina Terluka oleh Meriam Air China
Penjaga terhadap ancaman kebakaran hutan

Titik balik berikutnya terjadi pada tahun 2018 ketika Tim Respon Cepat dibentuk, dan Ardinata termasuk di antara beberapa orang terpilih. TRC, sebuah unit khusus dalam APP, menuntut lebih dari sekedar kebugaran fisik akan tetapi memerlukan semangat yang tidak tergoyahkan dan rasa persahabatan yang mendalam. Ardinata mengaku sangat senang bisa terpilih dan terjun ke dalam tantangan yang ada di depan. “Yang membuat saya terus maju adalah silaturahmi dan persahabatan antar anggota KKR. Kami bercanda, kami tertawa. Itu sangat efektif untuk membangkitkan semangat kami,” ujarnya.

Salah satu kenangan indah yang terpatri pada benak Ardinata adalah kebakaran besar yang melanda wilayah Rokan pada tahun 2018. Pertempuran tanpa henti yang berlangsung selama 2 hingga 3 minggu yang melelahkan. KKR, yang terdiri dari 21 individu yang memiliki tekad kuat, bergabung dengan petugas pemadam kebakaran dari distrik-distrik tetangga.

Baca Juga :  Smartfren Tutup Tahun dengan Seni & Budaya Malam 100 Cinta

Kebakaran tersebut, yang diperburuk dengan deteksi pada tahap lanjut dan kedekatannya dengan laut, merupakan tantangan yang berat. Namun, Ardinata dan timnya menghadapinya secara langsung. Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Ardinata ditanya, “Apakah Anda merasa takut atau lelah saat menghadapi kebakaran besar?” Jawabannya tegas: “Takut…tidak, sama sekali bukan karena saya sudah terbiasa. Capek ya, kalau 3 minggu menghadapi kebakaran besar, capek.”

Kelelahan itu, kata dia, diperburuk dengan asap yang menyusup ke mata, tenggorokan, dan paru-paru. Namun tekadnya itu terpacu dengan tanggung jawab dan tugasnya. Meski di luar musim, saat api sudah mereda, Ardinata dan timnya tetap waspada.

Pelatihan, pemeliharaan peralatan, dan kunjungan ke wilayah menjadi rutinitas mereka. Memastikan bahwa setiap kabupaten siap mendeteksi dan mengelola kebakaran menjadi sebuah misi tersendiri, sebuah pendekatan proaktif untuk memitigasi dampak musim kemarau.

Baca Juga :  Operasi Sisir: Menghapus Jerat Mencekik Hutan Indonesia

Kisah Ardinata tidak hanya memberikan contoh pertumbuhan pribadi tetapi juga komitmen untuk menjaga tanah yang ia sebut sebagai rumahnya. Pahlawan pemadam kebakaran di lapangan adalah mereka yang menjamin keselamatan dan perlindungan hutan kita serta kehidupan di dalamnya, dan Ardinata mengatakan dia bangga menjadi bagian dari tim tersebut.@

App/fd/timEGINDO.co

Bagikan :
Scroll to Top