Rusli: Pemerintah Harus Beritahu Harga Gabah Dalam Setahun

Rusli Tan
Rusli Tan

Jakarta | EGINDO.co – Pemerintah harus memberitahu harga gabah kering minimal dalam setahun. Pemerintah menentukan harga dari petani minimal dalam setahun untuk memotivasi petani mau menanam padi karena tahu harga gabah kering dalam setahun.

Hal itu dikatakan pengamat sosial, ekonomi kemasyarakatan Dr. Rusli Tan, SH, MM kepada EGINDO.co Selasa (19/9/2023) di Jakarta menanggapi tentang impor beras Indonesia dan kenaikan harga Beras yang begitu tinggi dan menjadi yang terburuk sepanjang sejarah.

Kata Rusli Tan Pemerintah sudah berbaik hati memberikan kehidupan kepada petani luar negeri akan tetapi hati-hati karena negara-negara pengimpor beras ke Indonesia sudah tidak mau impor seperti India dan lainnya.

“Negara pengimpor beras itu sudah stop, masalahnya mereka tahu karena ada kekeringan panjang dimana kini dibanyak negara suhu sudah 40 derejat Celcius dan mengancam gagal panen sehingga lebih mengutamakan rakyatnya dulu, itu negara yang cerdas,” katanya.

Baca Juga :  Pemerintah Harus Siap, Hadapi Covid-19 Gelombang Tiga

Rusli Tan menyayangkan kurangnya antisipasi dari pemerintah, harusnya pemerintah bisa mengantisipasi kondisi yang ada tiga tahun atau lima tahun kedepan sebagai jangka pendek dan itu harus dilakukan maka pemerintah bisa menetapkan harga gabah kering.

“Pemerintah kasi tahu harga gabah sampai tahun 2024 berapa dan berapa produksi yang diinginkan pemerintah maka petani akan termotivasi untuk menanam padi sebab sudah pasti pasar dan harga jualnya,” katanya.

Rusli Tan menegaskan cara berpikirnya seperti pedagang, bisa menentukan berapa harga produk beberapa tahun kedepan. Bila tahu harga gabah kering berapa maka petani akan menanam padi. Bukan saja petani yang berlomba-lomba menanam padi akan tetapi warga masyarakat yang berada di perkotaan akan pulang ke desa untuk bertanam padi sebab sudah tahu harga gabah kering yang bakal dibeli pemerintah.

Baca Juga :  Rusli Tan: Pemerintah Harus Gratiskan Semua Vaksin Covid-19

“Pemerintah harus mencontoh cara pikir pedagang yang bisa memprediksi kebutuhan pembeli maka pemerintah harus bisa memprediksi, mengetahui kebutuhan rakyat akan beras. Harusnya bisa karena banyak orang pintar di pemerintahan, banyak doktor pertanian,” kata Rusli Tan menegaskan.

Harga beras naik begitu tinggi, naik hampir tiga ribu rupiah per kilogram, harusnya tidak terjadi jika pemerintah bisa mengantisipasinya, bukan cara pikirnya terus impor, terus tergantung dengan negara lain. “Harusnya kita malu terus impor beras dari negara yang penduduknya lebih sedikit dari Indonesia, penduduknya tidak sampai 50 juta jiwa dan lahannya, kesuburan tanahnya tidak sesubur Indonesia tetapi menghasilkan beras yang banyak dan impor ke Indonesia,” katanya kesal.

Baca Juga :  Seni Buatan AI Tidak Dapat Menerima Hak Cipta

Pemerintah harus bekerja serius karena mahalnya harga beras dan ketergantungan impor beras itu hanya masalah teori penawaran dan permintaan atau supply and demand dalam ilmu ekonomi, adalah penggambarkan atas hubungan-hubungan di pasar, antara para calon pembeli dan penjual dari suatu barang. Model penawaran dan permintaan digunakan untuk menentukan harga dan kuantitas yang terjual di pasar.

Disayangkan Rusli Tan, ketidakberdayaan pemerintah karena tidak sejak dini mengantisipasi tentang permintaan, kebutuhan masyarakat akan beras dan kebutuhan pokok lainnya seperti telur, daging ayam buat masyarakat sehingga harga mahal dan pasokan langka membuat masyarakat bingung dan resah.@

Fd/timEGINDO.co

Bagikan :
Scroll to Top