Seoul | EGINDO.co – Polisi Korea Selatan telah memulai penyelidikan terhadap seorang pria yang diduga secara tidak sengaja memicu kebakaran hutan terburuk di negara itu dalam sejarah saat membersihkan makam kerabatnya, kata seorang penyidik ​​pada hari Minggu (30 Maret).
Lebih dari selusin kebakaran telah dipicu oleh angin kencang dan kondisi kering, menewaskan 30 orang dan membakar lebih dari 48.000 hektar hutan, yang terburuk dari jenisnya yang pernah tercatat di Korea Selatan, menurut kementerian dalam negeri.
Di Uiseong, provinsi Gyeongsang Utara – wilayah yang paling parah terkena dampak dengan 12.800 hektar hutannya yang terdampak – seorang pria berusia 56 tahun diduga secara tidak sengaja menyalakan api saat merawat makam kakek-neneknya pada tanggal 22 Maret, kata seorang pejabat dari kepolisian provinsi.
“Kami menahannya tanpa penahanan untuk penyelidikan … atas dugaan secara tidak sengaja menyalakan api hutan,” pejabat tersebut, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan kepada AFP.
Penyidik ​​akan memanggilnya untuk diinterogasi setelah pemeriksaan di tempat selesai, yang bisa memakan waktu lebih dari sebulan, kata pejabat itu.
Putri tersangka dilaporkan memberi tahu penyidik ​​bahwa ayahnya mencoba membakar dahan pohon yang tergantung di atas kuburan dengan korek api.
Api “terbawa angin dan akhirnya memicu kebakaran hutan,” kata putri itu kepada pihak berwenang, kantor berita Yonhap melaporkan.
Polisi, yang merahasiakan identitas keduanya, menolak mengonfirmasi keterangan itu kepada AFP.
Kebakaran itu dipicu oleh angin kencang dan kondisi yang sangat kering, dengan daerah itu mengalami curah hujan di bawah rata-rata selama berbulan-bulan, menyusul tahun terpanas di Korea Selatan yang tercatat pada tahun 2024.
Di antara 30 korban tewas adalah seorang pilot helikopter, yang tewas ketika pesawatnya jatuh di daerah pegunungan.
Kebakaran itu juga menghancurkan beberapa situs bersejarah, termasuk kompleks kuil Gounsa di Uiseong, yang diyakini awalnya dibangun pada abad ke-7.
Kebakaran itu juga menyingkapkan krisis demografi dan kesenjangan regional di Korea Selatan, karena daerah pedesaannya berpenduduk sedikit dan banyak sekali penduduk lanjut usia.
Sumber : CNA/SL