Pengurangan Garam, Natrium Bagi Perlindungan Kehidupan

dr. Freddy Adiwinata, MKM (K3), HIMa
dr. Freddy Adiwinata, MKM (K3), HIMa

Oleh: dr. Freddy Adiwinata, MKM, HIMa

Minggu Kesadaran Mengenai Garam Sedunia diperingati tiap tahun mulai dari Senin minggu kedua bulan Maret, untuk tahun 2023 adalah 14 hingga 20 Maret 2023.

Natrium sebenarnya adalah zat gizi esensial untuk pemeliharaan homeostasis sel secara normal dan pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit. Natrium juga sangat penting untuk mempertahankan volume cairan ekstraselular karena kemampuan osmotiknya dan natrium juga sangat penting untuk fungsi sel otot dan saraf.

Selain itu dibutuhkan juga dalam proses transportasi zat gizi melalui mebran plasma.  Kekurangan natrium hampir sangat tidak mungkin terjadi pada manusia sehat. Kita mendapatkan natrium, dari penelitian didapatkan lebih dari 70% berasal dari makanan jadi dan restoran, 11% ditambahkan saat memasak atau makan, dan lebih dari 14% terjadi secara alamiah.

Jumlah minimal asupan Natrium yang dibutuhkan untuk kebutuhan fisiologi tidak diketahui secara pasti namun diperkirakan kurang dari 500mg/ hari. Walaupun, kebanyakan populasi mengkonsumsi jauh melebihi kebutuhan fisiologisnya tersebut. Sumber utama natrium adalah garam dapur (natrium klorida), selain itu juga dalam penyedap rasa (sodium glutamate).  Secara global, diperkirakan rerata intake garam berkisar 10.8 g/hari, lebih dari 2 kali lipat rekomendasi WHO yaitu kurang dari 5 g/hari (1 sendok teh).

Baca Juga :  Gempa Susulan Magnitudo 6,4 Hantam Perbatasan Turki-Suriah

Badan kesehatan dunia WHO menuangkannya dalam laporan WHO GLOBAL REPORT on SODIUM INTAKE REDUCTION, mengenai pengurangan asupan garam yang memperlihatkan bahwa dunia masih jauh dari target global pengurangan natrium 30% di tahun 2025.

Melaksanakan kebijakan pengurangan natrium secara tepat akan menyelamatkan 7 juta kehidupan secara global di tahun 2030.  Hal ini merupakan komponen tindakan yang penting untuk mencapai target Sustainable Development Goal (SDG) dalam mengurangi kematian karena penyakit tidak menular.

Direktur Jenderal WHO yaitu Dr. Ghebreyesus menyatakan diet tidak sehat adalah penyebab utama kematian dan penyakit secara global, dan hal ini disebabkan kandungan natriumnya.

Laporan menyebutkan bahwa hanya 5% negara-negara anggota WHO yang memiliki peraturan pengurangan natrium dan 73% sama sekali tidak melakukan kebijakan tersebut.

Baca Juga :  Korut Uji Coba Rudal Kedua Dalam Waktu Kurang Dari Seminggu

Pada orang dewasa, pengurangan intake natrium akan mengurangi tekanan darah dan risiko penyakit kardiovaskular, stroke dan penyakit jantung koroner, karenanya WHO merekomendasikan, intake natrium kurang dari 2g/hari atau garam kurang dari 5g/hari (1 sendok teh), sedangkan Asosiasi Jantung Amerika (AHA) merekomendasikan lebih rendah lagi yaitu kurang dari 1.5g/hari natrium.

Sedangkan pada anak, pengurangan intake natrium akan mengontrol tekanan darah anak.  Rekomendasi intake natrium maksimal kurang dari 2g/hari (garam kurang dari 5g/hari) pada dewasa harus disesuaikan sesuai kebutuhan energi anak.

Kita dapat dengan otomatis mengurangi asupan garam atau natrium, yaitu dengan mengutamakan pola makan jantung sehat yang berisi:

-Bermacam-macam buah dan sayuran.

Baca Juga :  Apa Itu Bipolar, 30 Maret Hari Bipolar Sedunia

-Whole-grain foods.

-Produk peternakan yang bebas lemak atau sedikit lemak.

-Unggas dan ikan tanpa kulit

-Kacang-kacangan

-Minyak sayur dan bukan minyak kelapa.

-Mengurangi lemak jenuh, natrium, daging merah, manis dan minuman manis.

-Menghindari trans-fat

Adapun asupan natrium/ garam yang berlebihan merupakan risiko terjadinya:

-Penebalan otot jantung.

-Sakit kepala.

-Penyakit ginjal.

-Osteoporosis.

-Stroke.

-Gagal jantung.

-Tekanan darah tinggi.

-Batu ginjal.

-Kanker lambung

-Penyakit Meniere

-Obesitas

Jadi dengan demikian, sekarang kita tahu bahwa garam akan berbahaya bila kita makan secara berlebihan.  Ayo, mulai sekarang kita kurangi asupan garam kita. Pasti kita bisa!

***

Bagikan :