Pekan Ini, IHSG Masih Berisiko Terkoreksi

ilustrasi
ilustrasi

Jakarta|EGINDO.co Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih akan menurun. Pada akhir pekan, Jumat kemarin IHSG anjlok ke zona merah 105,26 poin (1,42 persen) ke level 7.328.

“Hari ini IHSG berpotensi tes support (fase penurunan) di 7.325. Jika berhasil, berpotensi melanjutkan koreksi ke level 7.280,” kata Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas Fanny Suherman dalam analisisnya, Senin (18/3/2024).

Tapi, tambah Fanny, jika kuat di level support 7.325, IHSG potensi rebound (kembali menguat) meski terbatas.  Pergerakan IHSG hari ini di rentang Level resistance 7.450-7.480 dan support 7.270-7.300.

​Penurunan tajam IHSG akhir pekan kemarin, disertai dengan net sell (jual bersih) saham oleh asing  Rp1,55 triliun. Saham yang paling banyak dijual asing adalah BBRI, BBNI, BBCA, KLBF, dan ASII.

Baca Juga :  Australia Buka Kembali Pintu Ke India, Sydney Siaga Tinggi

Indeks saham di bursa kawasan Asia Pasifik juga melemah. Begitu pula dengan indeks saham di bursa Amerika Serikat, Wall Street.

Wall Street melemah dipicu merosotnya saham sektor teknologi. Indeks Dow Jones turun 0,49 persen, indeks S dan P 500 melemah 0,65 persen dan indeks Nasdaq merosot 0,96 persen.

Indeks sektor teknologi S&P 500 merosot 1,3 persen, memimpin pelemahan yang berlangsung pada Jumat. Saham Microsoft, IBM, dan Amazon masing-masing anjlok 2,1 persen, 1,22 persen, dan 2,42 persen.

Saham Apple dan Intel masing-masing turun 0,22 persen dan 0,26 persen dan Saham Adobe terjun bebas 13,7 persen. Saham Adobe turun setelah mengumumkan perkiraan perolehan laba kuartal kedua yang lebih rendah dari estimasi para analis.

Baca Juga :  IHSG Diperkirakan Terkoreksi

“Sedangkan mayoritas bursa saham Asia turun, imbas angka inflasi AS melonjak 1,6 persen pada Februari 2024. Inflasi AS meningkat dari satu persen pada Januari 2024,” kata Fanny.

Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,26 persen, karena investor terus mengunci keuntungan dari rekor tertinggi yang dicapai minggu lalu. Indeks ASX 200 Australia jatuh 0,56 persen di tengah aksi profit taking (ambil untung)  setelah mencapai rekor tertinggi di awal minggu.

Kerugian saham-saham Tiongkok dan teknologi menekan indeks Hang Seng di Hong Kong yang anjlok 1,42 persen.  Kerugian di sektor teknologi membuat indeks KOSPI Korea Selatan juga jatuh 1,91 persen.

Sementara dari China, indeks Shanghai Composite naik 0,54 persen. Penguatan dipengaruhi oleh kebijakan People Bank of China (PBoC) mempertahankan suku bunga fasilitas pinjaman jangka satu tahun di level 2,5 persen.

Baca Juga :  Pekan Ini, Tilang Tidak Lulus Uji Emisi Diterapkan

Sumber: rri.co.id/Sn

Bagikan :
Scroll to Top