Sambut Puasa “Kandilo Potang-Potang Barisok Kito Mamogang”

mamogang
Mamogang di tepi sungai Sirahar

Medan | EGINDO.co – Kalau dulu ada sebuah nyanyian khas yang dilagukan anak-anak ketika tiba hari Mamogang. Kala itu suasana petang hari dimana beberapa ekor kerbau dibawa menuju arena Mamogang yakni di tepi sungai (aek) Sirahar.

Anak-anak sudah ramai berkumpul melihat kerbau yang dibawa itu dan akan dipotong maka terdengarlah nyanyian anak-anak itu dengan bait syair, “Kandilo potang-potang, Barisok kito Mamogang.” Artinya, sore atau petang ini kerbau sudah dibawa atau digotong, besoklah hari Mamogang.

Mamogang, satu kearifan lokal atau sebuah tradisi masyarakat Barus dalam menyambut masuknya awal bulan Ramadhan yang dilakukan di tanah lapang atau di tepi sungai Sirahar. Aktivitas mamogang, adalah aktivitas kekeluargaan penuh keakraban.

Baca Juga :  Junta Myanmar Menolak Kunjungan Utusan PBB

Jalinan persaudaraan membuat suasana mamogang lebih bermakna. Ada yang hilang hari ini bahwa syair lagu anak-anak pada masa lalu tidak terdengar lagi. “Kandilo potang-potang, Barisok kito Mamogang.

Acara Mamogang disiapkan tukang potong dan ditentukan hewan atau kerbau yang akan dipotong itu dipastikan sehat dan hewan atau kerbau yang sehat akan diberi tanda khusus.

Mamogang menjadi sebuah tradisi masyarakat di kota tua Barus sejak dahulu. Kurang diketahui secara pasti kapan mulai ada tradisi Mamogang itu yakni melaksanakan penyembelihan hewan kerbau secara massal dipinggiran sungai Sirahar. Namun, yang jelas tradisi Mamogang itu masih bisa disaksikan sampai hari ini meskipun ada beberapa hal terjadi perubahan, tetapi lokasinya masih di tepi sungai Sirahar.

Baca Juga :  Harga Minyak Naik Karena Permintaan China Dan Dolar Melemah

Mamogang dilaksanakan pukul 03.00 dini hari yakni sehari menjelang masuknya awal bulan puasa Ramadhan. Hebatnya, Mamogang sudah menjadi sebuah tradisi yang tidak boleh tidak dilaksanakan. Buktinya setiap kali dilakukan akrivitas Mamogang, masyarakat ramai mendatangi pinggiran sungai Sirahar sebagai lokasi penyembelihan kerbau.

Warga telah mengantri dan menyaksikan penyembelihan hewan Kerbau, inilah yang membedakan Mamogang dengan pasar penjual daging kerbau. Bila di pasar penjual daging kerbau tidak terlihat penyembelihan kerbau akan tetapi sudah disembelih dan dipotong-potong. Semua kerbau disembelih dan dagingnya digelar di atas meja dan kemudian warga membeli dagingnya.@

Bs/timEGINDO.co

Bagikan :
Scroll to Top