Rupiah Diperkirakan Berisiko Terus Melemah Jelang Pertemuan The Fed

ilustrasi
ilustrasi

Jakarta|EGINDO.co Pelemahan rupiah diperkirakan masih berlanjut hari ini. Dalam penutupan perdagangan Senin kemarin, rupiah melemah 0,28 persen (45 poin) ke posisi Rp16.225 per dolar AS.

“Rupiah kelihatannya masih berpeluang melemah terhadap dolar AS. Pekan ini pelaku pasar menantikan hasil rapat kebijakan moneter the Fed mengenai prospek pemangkasan suku bunga acuannya tahun ini,” Analis Pasar Uang Ariston Tjendra, Selasa (30/4/2024).

​Data indikator inflasi AS yakni Core PCE Price Index bulan Maret masih meningkat. Ini menunjukkan inflasi AS sulit turun ke target dua persen sehingga peluang untuk pemangkasan suku bunga semakin mengecil.

Ini yang menjaga dolar AS tetap kuat. Tapi imbasnya ke nilai tukar rupiah yang melemah.

Baca Juga :  Bentrokan Di Shanghai Saat Protes Covid-19 Di Seluruh China

Core PCE Price Index Amerika Serikat bulan Maret menunjukkan kenaikan 2,8 persen. Kenaikannya lebih tinggi dari ekspektasi 2,7 persen.

Core PCE Price Index adalah indeks harga pengeluaran personal inti. Indeks ini mengukur perubahan harga barang dan jasa yang dibeli konsumen untuk konsumsi, tidak termasuk makanan dan energi.

Pagi ini, tambah Ariston, data manager pembelian (PMI) manufaktur Tiongkok bulan April masih menunjukkan pertumbuhan. Data ini kemungkinan bisa memberikan sentimen positif dan menahan pelemahan rupiah lebih dalam.

“Selain itu, indeks saham Asia juga bergerak menguat pagi ini. Artinya sentimen pasar terhadap aset berisiko juga cukup positif, dan mungkin bisa menahan pelemahan rupiah hari ini,” ucapnya.

Baca Juga :  Airbnb Akan Menutup Bisnis Domestik Di China Mulai 30 Juli

Potensi pelemahan rupiah ke arah Rp16.280-Rp16.300. Sedangkan potensi support di sekitar Rp16.200 per dolar AS.

Sumber: rri.co.id/Sn

Bagikan :
Scroll to Top