Masyarakat Luar Negeri, Mengapa Pakai Tisu Bukan Pakai Air

Tisu
Tisu toilet

Jakarta | EGNDO.co – masyarakat di Luar Negeri (LN) Mengapa pakai Tisu bukan pakai Air untuk soal urusan toilet dan cebok. Ada perbedaan antara masyarakat di Indonesia dengan di LN dalam hal menggunakan tisu dan air untuk urusan toilet dan cebok. Umumnya mayoritas yang memakai air berasal dari dunia Timur sedangkan masyarakat dunia Barat memakai tisu.

Pada dasarnya membersihkan kotoran usai buang air besar sebenarnya sudah terjadi sejak zaman dahulu dan menjadi budaya yang berbeda-beda. Namun, umumnya mempergunakan air dan ada juga yang menggunakan dedaunan, rumput, batu, atau hanya tangan saja. Contoh di Romawi pada abad ke-6 SM masyarakatnya menggunakan batu untuk cebok. Sedangkan masyarakat Timur Tengah menggunakan air untuk membersihkan kotoran.

Baca Juga :  Indah Kiat Lakukan Penawaran Umum Obligasi 15-16 November

Kapan mulai menggunakan tisu? Mengutip riset “Toilet hygiene in the classical era” (2012), disebutkan penggunaan tisu sebagai pembersih kotoran pertama kali di China. Ternyata bukan masyarakat dunia Barat. Disebutkan waktu itu penduduk China berhasil menciptakan tisu sebagai pengembangan lebih lanjut dari kertas.

Sementara itu jejak tisu toilet pertama kali muncul di Barat pada abad ke-16. Sastrawan Prancis, Francois Rabelais, adalah orang pertama yang menyebut soal tisu toilet. Kini masyarakat dunia Barat lebih popular menggunakan tisu untuk urusan toilet dan cebok. Mengapa tisu toilet terus digunakan oleh masyarakat Barat.

Mengutip dari situs Buzz Feed, disebutkan penyebabnya adalah faktor cuaca dimana cuaca dingin membuat masyarakat malas bersentuhan dengan air termasuk dalam urusan mandi atau cebok. Sedangkan masyarakat tropis, bercuaca panas lebih senang dengan air, suka bersentuhan dengan air karena kegerahan maka bila bersentuhan dengan air dapat menghilangkan rasa kegerahan.

Baca Juga :  Gunakan Tisu Masak Menyerap Minyak Pada Makanan Digoreng

Berdasarkan atas dasar itu terjadi perbedaan penggunaan media cebok dimana masyarakat Barat atau secara umum masyarakat beriklim dingin menggunakan tisu. Sedangkan, secara umum masyarakat beriklim panas senang menggunakan air termasuk menggunakan air untuk cebok.

Penggunaan tisu sebagai alat cebok oleh masyarakat non-tropis sejalan dengan kemunculan masif pabrik tisu, terlebih usai muncul inovasi baru, yakni tisu gulung pada 1890. Hasil penelitian lainnya menyebutkan selain oleh faktor iklim, ternyata ada alasan lain yang memengaruhi yakni pola konsumsi yang berbeda. Orang atau masyarakat dunia Barat umumnya mengonsumsi makanan rendah serat menghasilkan kotoran yang lebih sedikit dan rendah air, sebaliknya berbeda dengan masyarakat di dunia Timur maka dinilai membersihkan kotoran hanya dengan tisu.@

Baca Juga :  MK: UU Ciptaker Diperbaiki, Airlangga Laksanakan Dengan Baik

Bs/timEGINDO.co

 

Bagikan :
Scroll to Top