Inflasi AS Menurun, IHSG Berpeluang Lanjutkan Penguatan

Pekerja di Bursa Efek Indonesia sedang mengamati indeks saham di papan informasi di gedung BEI.
Pekerja di Bursa Efek Indonesia sedang mengamati indeks saham di papan informasi di gedung BEI.

Jakarta|EGINDO.co Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melanjutkan penguatan, akibat inflasi di Amerika Serikat (AS) menurun. IHSG menguat signifikan 1,36 persen (96 poin) ke level 7.179,83, saat penutupan perdagangan Rabu pekan ini.

Penguatan IHSG kemarin masih disertai dengan net sell (jual bersih) oleh investor asing sebesar Rp120 juta. Saham yang paling banyak dijual asing adalah BBRI, BBCA, ASII, TOWR, dan INCO.

​“Hari ini IHSG berpotensi melanjutkan penguatan karena data inflasi Amerika Serikat yang menurun. Sehingga muncul ekspektasi the Fed bisa segera memangkas suku bunganya,” kata Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas, Fanny Suherman, Kamis (16/5/2024).

Fanny memperkirakan, level support IHSG di posisi 7.100-7.140. Sedangkan level resist berada di posisi 7.200-7.240.

Baca Juga :  Jepang Longgarkan Kontrol Pelancong Dari China Mulai 1 Maret

Bursa Amerika Serikat Wall Street menguat pada Rabu kemarin. Ketiga indeks utama ditutup pada rekor tertinggi karena menurunnya data inflasi AS.

“Dow Jones naik 0,88 persen, S&P 500 melonjak 1,17 persen dan Nasdaq Composite melonjak 1,40 persen. Indeks Harga Konsumen (IHK) yang menjadi salah satu acuan data inflasi menurun dibandingkan bulan sebelumnya,” ujarnya.

IHK April 2024 secara tahunan tercatat 3,4 persen, sementara di bulan sebelumnya sebesar 3,5 persen. Inflasi inti (yang tidak mencakup biaya makanan dan bahan bakar) juga menurun.

Di Asia Pasifik, sebagian besar saham juga menguat pada Rabu kemarin. Indeks Nikkei 225 Tokyo naik tipis 0,06 persen dan S&P/ASX 200 Australia naik 0,35 persen.

Baca Juga :  Kapal Pasokan Filipina Tabrak Kapal China Di Second Thomas Shoal

“Di Tiongkok, indeks Shanghai Composite tergelincir 0,82 persen setelah bank sentralnya mempertahankan suku bunga pinjaman utama. Kebijakan itu menandakan fokus Beijing dalam menjaga stabilitas moneter,” ucap Fanny.

Indeks Straits Times Singapura melemah 0,72 persen. Adapun pasar di Korea Selatan dan Hong Kong tutup, karena hari libur.

Dari sisi domestik, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor April 2024 mencapai USD19,62 miliar. Nilai ekspor ini menurun 12,97 persen dibandingkan Maret 2024.

BPS juga mencatat impor tercatat senilai USD16,06 miliar, turun 10,6 persen dibandingkan Maret 2024. Sehingga, neraca perdagangan Indonesia pada April 2024 masih membukukan surplus sebesar USD3,56 miliar.

Sumber: rri.co.id/Sn

Bagikan :
Scroll to Top