Apa Itu Bipolar, 30 Maret Hari Bipolar Sedunia

dr. Freddy Adiwinata, MKM (K3), HIMa
dr. Freddy Adiwinata, MKM (K3), HIMa

Oleh: dr. Freddy Adiwinata, MKM, HIMa

Gangguan bipolar adalah penyakit yang bisa diobati di mana seseorang mengalami perubahan suasana hati dan level aktivitas yang ekstrim.  Suasana hati dapat berganti secara tiba-tiba antara 2 kutub (bipolar) yang berlawanan yaitu kebahagiaan (manik) dan kesedihan (depresi) yang berlebihan tanpa pola atau waktu yang pasti.  Hal ini berbeda dengan perubahan suasana hati yang normal karena sangat mempengaruhi fungsi keseharian orang tersebut.

Secara statistik di tahun 2023 telah tercatat 46 juta orang mengalami bipolar termasuk di dalamnya 2,8% populasi negara Amerika Serikat.

Istilah medis dahulu menyebut bipolar sebagai manic-depressive  Istilah nama penyakit mental ini berubah menjadi bipolar disorder pada tahun 1950-1980 oleh Karl Leonhard.  Menurut sejarah, gangguan bipolar merupakan salah satu gangguan penyakit tertua pada manusia.  Penyakit ini sudah ada sebelum abad ke-2 Masehi.  Gao Lian, sudah menuliskan tentang hal ini di bukunya yang berjudul “Eight Treatises of The Nurturing Life.

Episode Manik:

-Peningkatan suasana hati – “perasaan berada di puncak dunia” – sensasi amat bahagia.

-Sangat mudah tersinggung dan murka.

Baca Juga :  Biden Ke Perbatasan AS-Meksiko Saat Masalah Imigrasi Memanas

-Peningkatan energi dan/ atau tidak merasa lelah.

-Banyak bicara secara cepat tentang banyak hal.

-Lupa batas-batas sosial normal dan melakukan hal-hal berisiko seperti menghambur-hamburkan uang.

-Tidak mengantuk

-Inflated self-esteem (saya dapat melakukan apapun yang saya mau!)

-Mudah terdistraksi (tidak bisa berkonsentrasi pada tugas apa pun)

-Peningkatan nafsu sex

Episode depresi:

-Sedih.

-Bosan dengan hal-hal yang sebelumnya disukai.

-Kehilangan energi dan mudah lelah.

-Perubahan nafsu makan dan pola tidur (terlalu banyak atau terlalu sedikit)

-Perasaan bersalah atau tidak berguna.

-Penghargaan diri sendiri yang kurang.

-Lambat berpikir, mudah lupa.

-Susah berkonsentrasi.

-Memiliki pikiran untuk menyakiti/ bunuh diri.

Gejala psikotik muncul pada kasus berat yaitu delusi (percaya sesuatu yang tidak benar) dan/ atau halusinasi (mereka merasa melihat, mendengar, dan/ atau menghidu sesuatu yang tidak ada)

Hal-hal yang menjadi faktor risiko penyakit bipolar ini adalah peristiwa kehilangan seseorang yang dikasihi; perubahan pola kehidupan; tuntutan performa prestasi bersekolah yang terlalu tinggi; memiliki riwayat keluarga dengan penyakit bipolar atau schizophrenia; menyaksikan langsung/ mengalami kecelakaan serius; korban bully; korban penyiksaan anak; korban perampokan.

Baca Juga :  Penting, Ini Cara Melindungi Pendengaran

Ada tiga jenis gangguan bipolar yang berbeda, yaitu bipolar I, bipolar II, dan gangguan cyclothymic.  Pada bipolar I, didominasi episode mania lalu diikuti episode depresi.  Sedangkan pada bipolar II, episode hipomania yang lebih ringan dan lebih singkat terjadi dan diikuti dengan episode depresi.  Gangguan cyclothymic terjadi rapid cycling (pergantian suasana hati secara cepat) antara hypomania dan depresi ringan sampai sedang.

Bipolar adalah kondisi serius yang dapat mempengaruhi hubungan, pekerjaan, dan kesejahteraan mental dan fisik seseorang.  Namun dengan tatalaksana yang tepat, termasuk obat-obatan dan terapi, orang dengan bipolar dapat mengelola gejala mereka dan hidup sehat dan produktif.

Beberapa tokoh masyarakat yang diketahui mengalami penyakit bipolar antara lain:

Vincent van Gogh, seorang pelukis bekebangsaan Belanda yang hidup pada abad ke-19, mengalami episode depresi yang berat dan juga episode mania yang disertai dengan kegembiraan yang berlebihan, halusinasi, dan perilaku impulsif.

Kondisi bipolar Vincent van Gogh mempengaruhi karyanya, terutama lukisan yang dibuat selama episode mania.

Winston Churcill, seorang mantan perdana menteri Inggris juga mengalami gangguan bipolar.  Churchill menjuluki kondisinya sebagai “Black Dog” dan menggambarkan perubahan suasana hatinya yang ekstrem, dari kegembiraan yang berlebihan hingga depresi yang dalam.

Baca Juga :  Ukraina Tangkap 2 Pembunuh Bayaran Untuk Misi Rusia

Carrie Fisher, seorang aktris dan penulis Amerika Serikat yang terkenal sebagai Putri Leia dalam film Star Wars mengalami gangguan bipolar sepanjang hidupnya.  Fischer juga menjadi advokat untuk memrangi stigma seputar kesehatan mental dan menggambarkan pengalaman pribadinya yang bipolar dalam bukunya, “Wishful Drinking”.

Catherine Zeta-Jones, seorang akris Wales yang juga mengalami gangguan bipolar.  Zeta-Jones mengambil cuti dari karirnya pada tahun 2011 untuk mendapatkan perawat mental dan kembali ke layar lebar pada tahun 2013.

Kondisi bipolar adalah kondisi kesehatan mental yang mempengaruhi banyak orang di seluruh dunia.  Tidak ada seorang pun yang mengingini dirinya mengalami gangguan bipolar namun janganlah berputus asa, dengan bantuan tatalaksana medis dan dukungan sosial, gangguan bipolar dapat ditangani dan orang tersebut dapat tetap menjalani kesehariannya seperti orang normal bahkan dapat berprestasi dan bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya.@

***

Bagikan :