Rupiah Menguat ke Rp16.208,5 per Dolar AS pada Pembukaan Akhir Pekan

Seorang pegawai tempat penukaran valas menunjukkan uang rupiah
Seorang pegawai tempat penukaran valas menunjukkan uang rupiah

Jakarta|EGINDO.co Nilai tukar rupiah dibuka menguat pada pembukaan perdagangan akhir pekan ini. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mencatatkan kenaikan sebesar 0,05% atau 8,5 poin, berada di level Rp16.208,5 per dolar Amerika Serikat (AS). Sementara itu, indeks dolar AS melemah tipis sebesar 0,02% ke posisi 109,15.

Di kawasan Asia, pergerakan mata uang utama tercatat bervariasi terhadap dolar AS. Yen Jepang dan rupee India melemah masing-masing sebesar 0,01%. Sebaliknya, sejumlah mata uang lainnya mencatat penguatan, seperti dolar Hong Kong (+0,03%), dolar Singapura (+0,02%), dolar Taiwan (+0,09%), dan won Korea Selatan (+0,01%).

Peso Filipina mencatat penguatan tertinggi sebesar 0,25%, diikuti yuan China (+0,01%), ringgit Malaysia (+0,16%), dan baht Thailand (+0,03%).

Baca Juga :  Prakiraan Cuaca DKI Jakarta, Bagaimana Hari Ini Jumat

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan bahwa penguatan rupiah dipengaruhi oleh berbagai sentimen global. Salah satu faktor utama adalah rencana Presiden AS terpilih, Donald Trump, yang mempertimbangkan untuk mengumumkan keadaan darurat ekonomi nasional. Kebijakan ini dimaksudkan untuk memberikan dasar hukum penerapan tarif universal terhadap negara sekutu maupun lawan.

Selain itu, investor juga tengah mengantisipasi kebijakan Trump terkait deregulasi dan pemotongan pajak yang diyakini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi AS. Namun, kekhawatiran muncul karena kebijakan tersebut berpotensi mempercepat inflasi, terlebih jika dikombinasikan dengan penerapan tarif.

Pasar memperkirakan Federal Reserve (The Fed) akan menurunkan suku bunga sebesar 39 basis poin pada tahun 2025, dengan penurunan pertama kemungkinan terjadi pada Juni 2025.

Baca Juga :  Industri Kosmetika Makin Glowing, Kembangkan Sains

Dari dalam negeri, sentimen positif datang dari keikutsertaan Indonesia dalam BRICS, yang dianggap sebagai langkah strategis untuk memperkuat hubungan ekonomi tidak hanya dengan China, tetapi juga dengan Brasil, Afrika Selatan, dan negara-negara Timur Tengah.

Indonesia juga memiliki peluang besar untuk bergabung dalam solidaritas negara-negara Global South guna mengurangi dominasi ekonomi negara-negara Barat. Meski demikian, ketidakpastian ekonomi global akibat perang dagang antara AS dan China masih menjadi ancaman. Selain itu, ancaman Trump terhadap negara-negara anggota BRICS yang mencoba melakukan dedolarisasi juga menambah tekanan terhadap stabilitas ekonomi global, termasuk Indonesia.

Ibrahim memproyeksikan bahwa nilai tukar rupiah pada akhir perdagangan hari ini akan bergerak di kisaran Rp16.200–Rp16.250 per dolar AS.

Baca Juga :  Dua Kapal Ikan Indonesia Diamankan KKP Di Kepulauan Seribu

Pengaruh kebijakan ekonomi AS serta dinamika hubungan Indonesia dengan negara-negara BRICS diperkirakan tetap menjadi faktor penentu utama dalam pergerakan nilai tukar rupiah di masa mendatang.

Sumber: Bisnis.com/Sn

Bagikan :
Scroll to Top