Tokyo | EGINDO.co – Mitsubishi Heavy Industries (MHI) Jepang telah sepakat untuk menyediakan beberapa peluncuran roket H3 bagi perusahaan satelit Prancis Eutelsat Group mulai tahun 2027, ungkapnya pada hari Rabu (18 September).
Kesepakatan ini merupakan kemenangan besar di luar negeri bagi proyek roket H3 senilai ¥220 miliar (US$1,55 miliar) yang didukung negara Jepang, yang pada bulan Februari mencapai penerbangan pertamanya yang sukses setelah mengalami kegagalan tahun lalu.
Eutelsat, operator satelit terbesar ketiga di dunia berdasarkan pendapatan, akan menjadi klien asing kedua bagi H3 setelah Inmarsat dari Inggris, menurut MHI.
Seorang juru bicara MHI menolak berkomentar mengenai persyaratan terperinci, termasuk biaya dan jenis orbit yang akan digunakan Eutelsat untuk peluncuran satelitnya.
MHI sebelumnya mengatakan bahwa pihaknya bertujuan untuk mengurangi biaya per peluncuran H3 menjadi ¥5 miliar dan meningkatkan jumlah peluncuran roket tahunan menjadi sepuluh.
Bagi MHI dan pemerintah Jepang, H3 merupakan roket andalan untuk satelit dan misi eksplorasi Jepang dan juga merupakan produk yang kompetitif dari segi biaya, mengingat meningkatnya permintaan global untuk roket setelah munculnya operator peluncuran komersial seperti SpaceX.
Eutelsat, setelah bergabung dengan OneWeb tahun lalu, bersaing dengan unit Starlink SpaceX yang dipimpin Elon Musk di sektor satelit komunikasi orbit rendah bumi.
Sejumlah roket baru telah diluncurkan tahun ini. Vulcan yang dikembangkan oleh perusahaan patungan Boeing dan Lockheed Martin, United Launch Alliance, berhasil terbang pada bulan Januari. Ariane 6, yang dibuat oleh Airbus dan ArianeGroup milik Safran untuk Badan Antariksa Eropa, memulai debutnya pada bulan Juli.
Perusahaan roket milik Jeff Bezos, Blue Origin, mengharapkan peluncuran New Glenn pada akhir tahun ini, yang sedang dikembangkan untuk unit internet satelit milik Amazon, Kuiper.
Sumber : CNA/SL