Washington | EGINDO.co – ZTE, pembuat peralatan telekomunikasi China, akan kembali ke pengadilan federal AS pada 14 Maret untuk menghadapi tuduhan baru bahwa mereka mungkin telah melanggar masa percobaan dari pengakuan bersalah tahun 2017 karena secara ilegal mengirimkan teknologi AS ke Iran.
Kemungkinan pelanggaran terkait dengan dugaan konspirasi untuk melakukan penipuan visa, menurut pengajuan pengadilan 4 Maret di pengadilan federal Texas.
Sebuah dakwaan yang dibuka Maret lalu mendakwa mantan direktur riset ZTE di New Jersey dan seorang profesor di Institut Teknologi Georgia dengan konspirasi untuk membawa warga negara China ke AS dengan visa J-1, yang dirancang untuk bekerja dan belajar di lembaga-lembaga seperti Georgia Tech. .
Setelah tiba, warga negara China itu pergi bekerja untuk ZTE di New Jersey, menurut dakwaan. Profesor, Gee-Kung Chang, telah mengaku tidak bersalah. Status direktur riset ZTE, Jianjun Yu, tidak jelas. ZTE tidak dikenakan biaya dalam kasus ini.
Seorang juru bicara Kejaksaan AS di Distrik Utara Georgia, tempat kasus visa tertunda, menolak berkomentar.
Seorang juru bicara Departemen Kehakiman AS di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar. Seorang pengacara ZTE juga tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Jika ZTE terbukti melanggar masa percobaannya, konsekuensinya tidak jelas. Namun di masa lalu ZTE telah menghadapi denda besar dan hukuman lain karena melanggar otoritas AS.
ZTE setuju untuk membayar US$892 juta dan mengaku bersalah di Texas pada 2017 atas tuntutan pidana karena melanggar undang-undang AS yang membatasi penjualan teknologi buatan Amerika ke Iran dan Korea Utara.
Investigasi selama lima tahun menemukan ZTE bersekongkol untuk menghindari embargo AS dengan membeli komponen AS, memasukkannya ke dalam peralatan ZTE dan mengirimkannya secara ilegal ke Iran. Penyidik ​​juga menemukan 283 pengiriman peralatan telekomunikasi ke Korea Utara.
Pada saat itu, ZTE menyetujui tiga tahun masa percobaan, program kepatuhan, dan monitor perusahaan.
Namun pada tahun 2018, Departemen Perdagangan AS mengatakan ZTE berbohong tentang mendisiplinkan eksekutif yang terkait dengan kesalahan dan melarang ZTE melakukan bisnis dengan pemasok AS.
ZTE membayar US$1 miliar dan setuju untuk mengubah kepemimpinannya dan bekerja sama dengan pemantau 10 tahun kedua, antara lain, untuk mencabut larangan tersebut.
Hakim Texas juga memperpanjang masa percobaan perusahaan dari kasus pidana dan monitor selama dua tahun, hingga 22 Maret 2022.
Sumber : CNA/SL