Beijing | EGINDO.co – Presiden China Xi Jinping akan berada di Rusia pada tanggal 20-22 Maret untuk melakukan kunjungan kenegaraan setelah diundang oleh Presiden Vladimir Putin, Kremlin mengatakan pada hari Jumat (17/3).
Ini akan menjadi lawatan pertama Xi ke Moskow sejak Rusia menginvasi Ukraina.
Xi terakhir kali mengunjungi Rusia pada 2019, meskipun Putin menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin di Beijing tahun lalu dan kedua pemimpin tersebut juga bertemu pada pertemuan keamanan regional di Uzbekistan pada bulan September.
Kunjungan ini dilakukan ketika China menawarkan diri untuk menengahi perdamaian di Ukraina, sebuah upaya yang ditanggapi dengan skeptis di Barat mengingat dukungan diplomatik Beijing untuk Rusia.
“Selama pembicaraan, mereka akan mendiskusikan isu-isu topikal mengenai pengembangan lebih lanjut dari hubungan kemitraan yang komprehensif dan kerjasama strategis antara Rusia dan Cina,” kata Kremlin.
“Sejumlah dokumen bilateral penting akan ditandatangani,” tambahnya.
Xi akan bertukar pendapat tentang isu-isu internasional dan regional utama dengan Putin selama kunjungannya ke Rusia, kata kementerian luar negeri China pada hari Jumat.
Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk memperdalam kepercayaan bilateral, kata juru bicara Wang Wenbin dalam sebuah konferensi pers.
China dan Rusia menjalin kemitraan “tanpa batas” pada Februari 2022, ketika Putin mengunjungi Beijing untuk pembukaan Olimpiade Musim Dingin, beberapa minggu sebelum Rusia menginvasi Ukraina.
Sejak saat itu, kedua belah pihak terus menegaskan kembali kekuatan hubungan mereka. Perdagangan antara kedua negara telah melonjak sejak invasi tersebut, dan China adalah pembeli minyak terbesar Rusia, yang merupakan sumber pendapatan utama bagi Moskow.
Kementerian luar negeri Beijing tidak mengkonfirmasi apakah Xi juga berencana untuk mengadakan panggilan telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy ketika ditanya pada sebuah konferensi pers rutin pada hari Jumat.
Menteri luar negeri China pada hari Kamis mendesak Kyiv dan Moskow untuk memulai kembali pembicaraan damai “sesegera mungkin”, sementara Kyiv mengatakan bahwa panggilan telepon tersebut juga mengangkat pentingnya integritas teritorial Ukraina.
Beijing “berharap semua pihak tetap tenang, menahan diri, melanjutkan pembicaraan damai sesegera mungkin dan kembali ke jalur penyelesaian politik,” kata Menteri Luar Negeri China Qin Gang kepada mitranya dari Ukraina, Dmytro Kuleba, dalam sebuah panggilan telepon.
Sumber : CNA/SL