Warga Protes, Masuk ke Kawasan Sidebuk-debuk Tanak Karo Sumut Harus Bayar

Lokasi pengutipan masuk kawasan Sidebuk-debuk Kabupaten Tanah Karo
Lokasi pengutipan masuk kawasan Sidebuk-debuk Kabupaten Tanah Karo

Medan | EGINDO.co – Warga atau pengunjung yang berkunjung ke kawasan Sidebuk-debuk Kabupaten Tanah Karo banyak yang protes. Pasalnya, mau masuk ke saja ke kawasan Sidebuk-debuk Kabupaten Tanah Karo Provinsi Sumatera Utara (Sumut) itu harus bayar dan dihitung per orang. Pantauan EGINDO.co kemarin di lapangan terlihat acapkali terjadi protes, pertanyaan dari para wisatawan yang masuk ke kawasan Sidebuk-debuk karena setiap kendaraan yang melintas memasuki kawasan Sidebuk-debuk diberhentikan oleh sejumlah orang dan diminta membayar per orang untuk dewasa Rp10.000,- dan anak-anak Rp5.000,-

Hampir setiap kendaraan roda dua maupun roda empat yang diberhentikan mempertanyakan kutipan itu meskipun ada tiket yang diberikan bertuliskan Pemerintahan kabupaten (Pemkab) Tanah Karo untuk restribusi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tanah Karo. Pasalnya karena para wisatawan menilai kurang tepat sebab daerah yang dimasuki adalah daerah perkampungan, ada beberapa kampung di kawasan Sidebuk-debuk.

“Ini tidak tepat bang, kita memasuki kampung atau perkampungan dan bukan tempat wisata. Kita dipungut per orang Rp10.000 untuk orang dewasa dan anak-anak per orang Rp5.000 apa sudah pasti semua orang yang masuk ke kawasan Sidebuk-debuk mau mandi air panas belerang, pertanyaannya harus dijawab sebab di kawasan Sidebuk-debuk banyak rumah penduduk, banyak rumah ibadah, gereja dan masjid, banyak perladangan milik warga,” kata Ilham Iskandar (42) seorang penduduk kota Medan kepada EGINDO.co tentang harus bayar masuk kawasan Sidebuk-debuk.

Baca Juga :  Menkeu: APBN Cetak Surplus Rp90,8 Triliun per Januari 2023

Kata Ilham, Pemkab Tanah Karo harus berpikir realistis, jangan asal kutip restribusi saja dan harus jelas apa yang diberikan kepada masyarakat yang dipungut biaya. Sidebuk debuk itu jalan perkampungan yang kondisinya tidak bagus, penuh lubang dan bukan jalan khusus untuk pariwisata bagi wisatawan. “Kalau jalannya memang khusus untuk pariwisata maka bolehlah para wisatawan dipungut restribusi, kalau bukan khusus jelas tidak boleh,” kata Ilham kesal.

Bisa dibuktikan jalan di kawasan Sidebuk-debuk itu bukan khusus untuk pariwisata sebab banyak perkampungan, banyak penduduknya, banyak pasilitas umum di dalamnya seperti gereja dan masjid serta banyak perladangan milik masyarakat. Menurutnya tidak ada alasan Pemkab Tanah Karo mengutip atau harus bayar masuk ke kawasan Sidebuk-debuk.

Baca Juga :  AS Bunyikan Alarm Atas Ketakutan 'Larangan Keluar' Hong Kong

Menjawab pertanyaan EGINDO.co tentang adanya air panas belerang di kawasan Sidebuk-debuk maka Pemkab Tanah Karo mengutip biaya masuk ke kawasan Sidebuk-debuk. Menurut Ilham yang seorang advocad itu mengatakan hal itu tidak tepat sebab air panas belerang yang ada di kawasan Sidebuk-debuk semua dikelola oleh pengelolaannya dengan tarif masuk ke kolam air panas belerang berbervariasi, mulai dari Rp10.000 hingga Rp20.000 per orang dan semua kendaraan, roda dua dan roda empat yang parkir dikenakan biaya parkir oleh pengelola kolam pemandian air panas belerang.

“Hal itulah membuat warga yang masuk ke kawasan Sidebuk-debuk protes dipungut biaya masuk karena kalau mau mandi air panas belerang juga harus bayar dan kendaraan yang parkir juga harus bayar dan mengapa harus ada lagi kutipan ketika masuk ke kawasan Sidebuk-debuk,” katanya menegaskan.

Baca Juga :  Lebih Banyak Aktivitas Militer China Jelang Pemilu Taiwan

Kata Ilham, menurut peraturan boleh saja mengutip restribusi akan tetapi harus ada yang diberikan oleh yang mengutip restribusi dan orang yang dikutip restribusi harus ada yang diperoleh dari orang yang mengutip restribusi, jika tidak ada maka orang akan keberatan dengan adanya kutipan restribusi itu.

Sementara itu beberapa pengelola kolam air panas belerang yang ditemui EGINDO.co mempertanyakan adanya restribusi masuk ke kawasan Sidebuk-debuk mengatakan keberatan atau tidak setuju karena dengan adanya kutipan masuk ke kasawan Sidebuk-debuk membuat pengunjung berkunjung ke kolam air panas belerang menjadi berkurang dan diakui mereka usaha yang ada terancam sepi, akhirnya bisa tutup.@

Bs/timEGINDO.co

 

Bagikan :
Scroll to Top