Warga: Jakarta Tidak Macet, Gunakan Transportasi Umum

Tidak jaga jarak di busway. (Foto: Fadmin)
Transpotasi umum busway. (Foto: Fadmin)

Jakarta | EGINDO.co – Jakarta tidak macet, apa bila mau menggunakan transportasi umum. Cara dan upaya untuk mengurangi kemacetan di DKI Jakarta salah satunya dengan menekan warganya untuk menggunakan transportasi umum.

Hal itu dikatakan Syamsul Ramadhan, penduduk Rawa Buaya Rabu (2/11/2022) menjawab pertanyaan EGINDO.co via seluler tentang kemacetan lalulintas yang kini terjadi di DKI Jakarta.

Dinilai Syamsul Ramadhan seorang dosen Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Jakarta bahwa sesungguhnya di Jakarta tidak akan terjadi kemacetan lalulintas apa bila warganya lebih banyak naik transportasi umum di Jakarta.

Sekarang ini katanya lebih banyak yang mempergunakan kendaraan pribadi baik mobil dan sepeda motor. Diberikannya contoh untuk ke kampus saja lebih banyak mahasiswa mempergunakan kendaraan pribadi yakni sepeda motor dan mobil serta para dosen umumnya mempergunakan kendaraan mobil pribadi.

Hal yang sama juga terjadi kepada para pekerja pada instansi swasta dan juga pemerintahan sehingga membuat jalanan kota Jakarta menjadi macet pada jam jam tertentu, tidak sepanjang hari. “Bila lebih banyak mempergunakan transportasi umum maka Jakarta tidak akan macet,” kata Syamsul Ramadhan apa bila ke kampus mempergunakan transportasi umum.

Baca Juga :  Korea Utara Melepaskan Beberapa Tembakan Artileri

Menurutnya, apa bila bepergian hanya seorang diri, dirinya selalu mempergunakan transportasi umum, tidak mempergunakan kendaraan pribadi karena dinilainya transportasi umum yang ada di Jakarta sudah cukup bagus, aman dan nyaman serta terintegrasi.

Menjawab pertanyaan, Syamsul Ramadhan belum bisa memastikan mengapa warga Jakarta tidak lebih banyak menggunakan kendaraan umum atau transportasi umum yang ada di Jakarta. Diakuinya memang pada jam jam tertentu transportasi umum di Jakarta penuh, untuk itu perlu ditambah atau diperbanyak pada saat jam jam tertentu yakni pada pagi hari dan petang hari. Sedangkan pada siang hari transportasi umum seperti busway sepi.

Pemerintah DKI Jakarta memang secara tidak langsung mengajak warga Jakarta menggunakan transportasi umum seperti melakukan aturan kebijakan mobil pribadi ganjil-genap yang melintas di Jakarta akan tetapi warga mensiasatinya dengan memiliki dua mobil yang plat kendaraannya ada genap, ada ganjil. Sistem ganjil-genap memang dapat mengurangi tingkat kemacetan hampir 30 persen, tidak 50 persen disebabkan warga berpikir untuk membeli dua mobil akibat ganjil/genap.

Baca Juga :  13 Orang Tewas Dalam Kebakaran Sekolah Di China

Dalam kesempatan terpisah, Dr. Rusli Tan seorang pengamat sosial dan ekonomi mengatakan kemacetan lalulintas di Jakarta harus membangun jalan dan monorel sebanyak mungkin serta membatasi kendaraan yang bisa lintas di kota Jakarta yakni mobil mobil yang sepuluh tahun tidak boleh masuk kota Jakarta.

Disamping itu juga truk-truk tidak boleh masuk kota dan katanya jam sekolah anak dimajukan, tidak masuk seperti sekarang ini pukul tujuh pagi saat bersamaan dengan para pekerja masuk kantor. “Itu menambah kemacetan sebab anak sekolah itu harus memakai mobil sendiri diantar supir dan tidak bisa berbarengan dengan orangtuanya yang pergi ke kantor,” kata Rusli Tan memberikan contoh.

Sementara itu Anwar Hanafi penduduk Muara Baru, Jakarta Utara mengatakan kondisi lalu lintas di Jakarta terjadi kemacetan lalulintas akibat banyaknya ruas jalan yang diperparah oleh proyek-proyek infrastruktur perhubungan yang dikerjakan secara serentak.

Baca Juga :  Australia Ingin Penyelidikan Penuh Atas Insiden Laser China

Katanya boleh saja membangun sejumlah proyek infrastruktur akan tetapi cara pengerjaannya diatur. Menurut Anwar pembangunan infrastruktur lalulintas sangat baik seperti proyek transportasi massal Mass Rapid Transit (MRT), Light Rapid Transit (LRT) dan lainnya. Namun, akibat proyek-proyek tersebut, lebar jalan berkurang, karena digunakan proses konstruksi. Kemacetan yang makin parah tidak terhindarkan.

Tentang permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Pj. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono untuk mengatasi kemacetan lalulintas dan banjir di Jakarta diakuinya tidak akan bisa diwujudkan apa bila tidak dibenahi permasalahannya yakni kemacetan di Jakarta karena jumlah ruas jalan tidak seimbang dengan jumlah kendaraan maka harus diseimbangkan dan pengaturannya yang kurang tepat. “Tidak mudahkan menambah ruas jalan di Jakarta, butuh waktu dan dana besar,” kata Anwar menandaskan.@

Fd/timEGINDO.co

Bagikan :