Jakarta|EGINDO.co Wakil Presiden Ma’ruf Amin menegaskan, komitmen Indonesia untuk mencapai nol bersih emisi tahun 2060 tetap tidak berubah. Meski, PricewaterhouseCoopers (PwC) memprediksi dengan perlambatan ekonomi global, sulit bagi negara anggota G20 untuk mampu mencapai target itu.
Yakni tingkat dekarbonisasi 12,9 persen yang diperlukan dalam membatasi pemanasan global hingga 1,5°C. “Nanti akan kita evaluasi, tapi komitmennya itu tidak berubah,” ujar Wapres dalam keterangan persnya usai salat Jumat di Kampus 3 Pondok Pesantren Muqimus Sunnah, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatra Selatan, Jumat (7/7/2023).
Lebih lanjut, Wapres mengemukakan, Indonesia telah memiliki cetak biru yang mendukung kebijakan penurunan emisi karbon tersebut. “Ada capaian-capaian sendiri tanpa bantuan asing dan ada [capaian] dengan bantuan asing ya,” katanya.
“Karena itu ada komitmen dari negara-negara maju untuk memberikan semacam imbalan terhadap masalah penurunan karbon,” ucapnya.
Keseriusan Indonesia mencapai nol emisi pada 2060, semakin gencar dilakukan melalui berbagai cara. Diantaranya, melalui pembahasan rancangan undang-undang maupun aksi aktif dari masyarakat.
Seperti komitmen legislatif yang mendorong segera disahkannya RUU Energi Baru dan Energi Terbarukan (RUU EB-ET). Hal itu diungkapkan Anggota Komisi VII yang juga Ketua Kaukus Ekonomi Hijau DPR RI, Mercy Chriesty Barens.
Mercy menambahkan, guna mencapai target nol emisi juga perlu dipastikan keputusan Peraturan Presiden mengenai percepatan energi bisa berjalan. Sebab, menurut Mercy implementasinya dilakukan langsung oleh peraturan menteri terkait.
Sumber: rri.co.id/Sn