Emas Kian Terpuruk, Imbal Hasil Dan Dolar Menguat

Chicago, | EGINDO.co  – Harga emas kian terpuruk hingga berada di bawah 1.700 dolar AS pada akhir perdagangan Jumat (5/3/2021) atau Sabtu pagi WIB (6/3/2021), berkutat di level terendah 9-bulan, setelah data ketenagakerjaan AS yang lebih baik dari perkiraan mendukung dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS menguat lebih lanjut, menempatkan logam dalam penurunan mingguan ketiga beruntun.

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Exchange, turun lagi 2,2 dolar AS atau 0,13 persen menjadi ditutup pada 1.698,50 dolar AS per ounce, merupakan penyelesaian terendah sejak Juni. Sehari sebelumnya, Kamis (4/3/2021), harga emas berjangka merosot 15,10 dolar AS atau 0,88 persen, menjadi 1.700,70 dolar AS.

Harga emas berjangka juga terpangkas 17,8 dolar AS atau 1,03 persen menjadi 1.715,80 dolar AS pada Rabu (3/3/2021) setelah terangkat 10,6 dolar AS atau 0,62 persen menjadi 1.733,60 dolar AS pada Selasa (2/3/2021), dan merosot 5,8 dolar AS atau 0,34 persen menjadi 1.723,00 dolar AS pada Senin (1/3/2021). “Optimisme dalam hal ekonomi ke depan terus mendorong imbal hasil obligasi lebih tinggi dan yang tentunya banyak menghilangkan keuntungan di pasar-pasar komoditas, termasuk emas,” kata Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures, David Meger.

Baca Juga :  Menlu AS Akan Kunjungi Indonesia 13-14 Desember 2021

Departemen Tenaga Kerja AS merilis laporan pekerjaan bulanan pada Jumat (5/3/2021), menunjukkan Amerika Serikat menciptakan 379.000 pekerjaan baru pada Februari, peningkatan terbesar dalam empat bulan dan jauh lebih baik daripada peningkatan 166.000 pada Januari dan tingkat pengangguran turun menjadi 6,2 persen di Februari dari 6,3 persen pada Januari.

Data pekerjaan AS meningkatkan harapan seputar pemulihan ekonomi yang cepat didorong oleh stimulus fiskal besar-besaran dan dorongan vaksinasi. Data ekonomi yang kuat mengangkat imbal hasil pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan ke level tertinggi sejak Februari 2020, sementara dolar juga melonjak. Ketua Federal Reserve (Fed) AS Jerome Powell pada Kamis (4/3/2021) mengulangi janjinya untuk menjaga kredit tetap longgar dan mengalir sampai warga Amerika kembali bekerja.

Baca Juga :  Dolar Melonjak Ke Puncak Tertinggi 38 Tahun Terhadap Yen

Pernyataan Powell mengecewakan investor emas yang mengharapkan dia untuk bertindak atas lonjakan baru-baru ini dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun, yang telah mengirim emas berada di bawah 1.700 dolar AS per ounce. “Pasar emas mengembalikan keuntungan akibat pandemi. Penurunan di bawah 1.700 dolar AS per ounce membuat pasar tampak rapuh,” kata analis HSBC dalam sebuah catatan. “Pernyataan-pernyataan Powell – meskipun bukan hal baru – telah memadamkan untuk momen segala kemungkinan bahwa Fed akan bertindak atas kenaikan imbal hasil lebih jauh dari kurva. Kenaikan imbal hasil lebih lanjut dapat menurunkan emas dan logam mulia lainnya.”

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 17,4 sen atau 0,68 persen menjadi ditutup pada 25,287 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April jatuh 7,0 dolar AS atau 0,62 persen menjadi menetap pada 1.128,30 dolar AS per ounce.@

Baca Juga :  China Bebaskan Reporter Australia Cheng Lei Setelah 3 Tahun

ant/rtr/blg/TimEGINDO.co

Bagikan :
Scroll to Top