Utusan Tarif Jepang Cari Kesepakatan ‘Win-Win’ dengan AS

Ryosei Akazawa, utusan Tokyo untuk perundingan tarif
Ryosei Akazawa, utusan Tokyo untuk perundingan tarif

Tokyo | EGINDO.co – Utusan Tokyo untuk perundingan tarif AS berangkat ke Washington pada hari Rabu (16 April) dengan mengatakan bahwa ia yakin akan hasil yang “saling menguntungkan” sekaligus melindungi kepentingan nasional Jepang.

Para analis mengatakan bahwa hasil kunjungan Ryosei Akazawa dapat menjadi contoh bagi negosiasi negara lain dengan pemerintahan Presiden AS Donald Trump.

“Saya yakin bahwa kita akan dapat membangun hubungan kepercayaan dan melakukan negosiasi yang baik yang akan mengarah pada hubungan yang saling menguntungkan,” kata Akazawa, yang menjabat sebagai menteri revitalisasi ekonomi, kepada wartawan.

Meskipun menjadi investor terbesar di Amerika Serikat, Jepang masih terjepit oleh pungutan tinggi yang dikenakan oleh Trump pada impor mobil, baja, dan aluminium.

Trump minggu lalu menghentikan bea “timbal balik” sebesar 24 persen terhadap Jepang, bersama dengan tarif yang berbeda pada sebagian besar negara lain.

Akazawa akan bertemu dengan Menteri Keuangan Scott Bessent dan Perwakilan Perdagangan Jamieson Greer pada hari Rabu nanti.

Pembelian perangkat keras pertahanan AS dan gas alam dari Alaska dapat menjadi bahan pertimbangan selama negosiasi, kata para analis.

Menteri tersebut, yang belajar di sebuah universitas AS dan dekat dengan Perdana Menteri Shigeru Ishiba, mengatakan bahwa ia ingin “melindungi kepentingan nasional kita” dalam pembicaraan dengan Bessent dan Greer, yang “menyukai Jepang”.

Institut Penelitian Daiwa memperingatkan pada hari Rabu bahwa tarif timbal balik Trump dapat menyebabkan penurunan sebesar 1,8 persen dalam PDB riil Jepang pada tahun 2029.

Para pejabat AS juga akan mengadakan pembicaraan dengan Korea Selatan dan negara-negara lain, tetapi Stephen Innes di SPI Asset Management menyebut diskusi dengan Jepang sebagai “tanda peringatan dini tarif”.

“Jika Jepang mendapatkan kesepakatan – bahkan yang setengah matang – polanya sudah ditetapkan. Jika mereka pergi dengan tangan hampa, bersiaplah. Negara-negara lain akan mulai menghargai konfrontasi, bukan kerja sama,” tulisnya dalam sebuah buletin.

Dan “jangan lupakan masalah besar: Jepang masih menjadi pemegang obligasi pemerintah AS terbesar. Dan itu, kawan, adalah daya ungkit yang sangat besar”, imbuhnya.

Pejabat tinggi Jepang termasuk Ishiba telah menepis klaim bahwa Tokyo mungkin sengaja menciptakan volatilitas di pasar obligasi pemerintah AS untuk memaksa Trump menghentikan tarif timbal balik, dengan mengatakan bahwa itu bukanlah yang akan dilakukan sekutu.

Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top