Berlin | EGINDO.co – Pejabat senior pemerintah Jerman dan Rusia telah menyepakati pertemuan langsung yang jarang terjadi bulan depan dalam upaya meredakan ketegangan politik di Ukraina, kata sumber pemerintah Jerman pada Sabtu (25 Desember).
Penasihat kebijakan luar negeri Kanselir Jerman Olaf Scholz Jens Ploetner dan negosiator Rusia Ukraina Dmitry Kozak setuju untuk bertemu setelah percakapan telepon yang panjang pada hari Kamis, kata sumber itu tanpa menyebut nama.
Pemerintah Jerman belum memberikan komentar resmi. Seorang juru bicara Kozak menolak berkomentar.
Ada banyak panggilan telepon antara para pemimpin barat dan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam beberapa bulan terakhir atas pembangunan militer Rusia di perbatasan Ukraina dan mengakibatkan kekhawatiran akan invasi.
Pertemuan langsung antara pejabat senior pemerintah Barat dan Rusia jarang terjadi, meskipun Presiden AS Joe Biden mengadakan pembicaraan dengan Presiden Putin di Jenewa Juni lalu.
Sejak menjabat bulan ini, Scholz telah menekankan perlunya dialog dengan Rusia mengenai pembangunan militernya di perbatasan Ukraina sambil bergabung dengan sekutu barat dalam mendukung sanksi jika Moskow menyerang.
Berlin lebih meragukan daripada Washington apakah Rusia benar-benar ingin menyerang Ukraina dan ingin meredakan ketegangan, dua sumber pemerintah mengatakan kepada Reuters dengan syarat anonim.
Kritikus menuduh Jerman terikat pada Putin karena kebutuhannya akan gas Rusia, menyerang pembangunan pipa Nord Stream 2 antar negara, melewati Ukraina. Berlin mengatakan Nordstream 2 tidak politis dan hanya akan menjadi salah satu dari beberapa jaringan pipa yang mengangkut gas Rusia ke Eropa.
“Tujuan pihak Jerman tetap untuk mencapai pengaktifan kembali format Normandia dengan cepat,” kata sumber pemerintah Jerman, mengacu pada pembicaraan multilateral antara Ukraina, Rusia, Prancis dan Jerman.
Pemimpin parlemen SPD Rolf Mutzenich mengatakan kepada Reuters bahwa partai itu tidak “naif” dan tahu dengan siapa mereka berhadapan, menambahkan bahwa mereka masih percaya bahwa keterlibatan dapat membantu meredakan situasi Ukraina.
Sumber : CNA/SL