Upah Minimum Thailand Naik, Pertahankan Target Inflasi 2024

Thailand Rencana Naikkan Upah Minimum
Thailand Rencana Naikkan Upah Minimum

Bangkok | EGINDO.co – Thailand akan menaikkan upah minimumnya pada bulan Januari, kata Perdana Menteri Srettha Thavisin pada Selasa (26 Desember) yang mengkonfirmasi kesepakatan sebelumnya, sementara pemerintah berencana untuk menaikkannya lebih lanjut pada bulan Maret.

Sebuah komite pengupahan, yang terdiri dari perwakilan pemerintah, pengusaha dan pekerja, sebelumnya telah menyetujui kenaikan upah minimum harian sebesar 2,37 persen, yang berlaku efektif pada bulan Januari, namun Srettha menganggap kenaikan tersebut terlalu rendah.

Partai Pheu Thai yang dipimpin Srettha berkampanye dengan platform populis dengan tujuan utama menaikkan upah minimum harian menjadi 400 baht, meskipun ada kekhawatiran mengenai daya saing.

“Investigasi lain yang mencakup tingkat upah lokal dan kelompok profesional akan selesai pada bulan Maret… (untuk menentukan) bidang dan kelompok yang dapat menaikkan upah,” kata Menteri Tenaga Kerja Phipat Ratchakitprakarn kepada wartawan.

Baca Juga :  Atthaya Thitikul Dari Thailand, Jadi Pegolf Wanita Nomor 1

Upah minimum saat ini adalah 328-354 baht (US$9,49 – US$10,24) yang bervariasi antar wilayah di negara tersebut dan komite setuju untuk menaikkan kisaran ambang gaji menjadi 330 baht hingga 370 baht.

Perusahaan-perusahaan telah memperingatkan bahwa peningkatan upah pada saat biaya pinjaman meningkat dan negara dengan ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara ini tertinggal dibandingkan negara-negara lain di kawasan dapat membuat industri menjadi kurang kompetitif.

Secara terpisah, kabinet Thailand pada hari Selasa menyetujui kisaran target inflasi utama bank sentral sebesar 1 persen hingga 3 persen untuk tahun 2024, tidak berubah dari tahun ini, kata Wakil Menteri Keuangan Julapun Amornvivat.

Pengumuman ini muncul setelah indeks harga konsumen (CPI) utama Thailand berada pada -0,44 persen pada bulan November dibandingkan tahun sebelumnya, terendah dalam hampir tiga tahun.

Baca Juga :  OCBC : S $13,7 Juta Hilang Dalam Penipuan Phishing

Ini merupakan inflasi bulanan ketujuh berturut-turut yang berada di bawah kisaran target bank sentral.

Tekanan deflasi datang dari kebijakan pemerintah yang menurunkan harga energi dan turunnya harga daging.

Target inflasi, yang memandu kebijakan moneter, ditinjau setiap tahun dan kisaran 1 hingga 3 persen mendukung pertumbuhan ekonomi, kata juru bicara Kementerian Keuangan Pornchai Theeravet, yang juga mengepalai kantor kebijakan fiskal, dalam sebuah pernyataan.

Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top