Medan | EGINDO.co – Umat Buddha dunia berduka atas meninggal dunia seorang Guru Besar Buddhis, Master Hsing Yun yang merupakan pendiri Fo Guang Shan wafat dalam usia 97 tahun.
Dalam siaran pers Institut Dong Zen Indonesia disebutkan seluruh umat berduka atas kepergian Master Hsing Yun, sosok yang luar biasa. Dihadapkan pada kenyataan bahwa kebijaksanaannya kini telah tertutup. Semua orang berdoa agar Master Hsing Yun terlahir kembali ke dunia ini.
Disebutkan Senin (6/2) saat fajar menyingsing, ribuan anggota Sangha dan umat awam dari Fo Guang Shan berlutut di baktisala utama Fo Guang Shan, mendengarkan dengan penuh khidmat pengumuman yang disampaikan Yang Mulia Ven.
Ketua Dewan Direksi Fo Guang Shan, Hsin Bau, mengatakan, Master Hsing Yun meninggal di tengah-tengah pelafalan nama Buddha dengan khusyuk di ruangannya di Gedung Light Transmission Fo Guang Shan.
Master Hsing Yun mengabdikan hidupnya untuk menyebarkan ajaran Buddha Humanistik dan merealisasikan Tanah Suci Fo Guang. Selama 56 tahun sejak berdirinya Fo Guang Shan, ia telah mendirikan lebih dari 300 vihara di seluruh dunia dan mendirikan lima universitas di Taiwan, Amerika Serikat, Australia, dan Filipina, serta Asosiasi Cahaya Buddha Internasional dengan jutaan anggota.
Master Hsing Yun lahir di Jiangdu, Provinsi Jiangsu, China, pada 1927. Ia tumbuh dalam kemiskinan dan pada usia 12 tahun menemani ibunya ke Nanjing untuk mencari ayahnya, namun tidak berhasil. Ketika mereka melewati Biara Nanjing Qixia, ia bertemu dengan Yang Mulia Master Zhi Kai dan menjadi muridnya. Pada usia 15 tahun, ia menerima penahbisan penuh di biara di bawah bimbingan Yang Mulia Ruoshun.
Selama lebih dari 80 tahun, Master Hsing Yun berusaha untuk menyebarkan Dharma, memberi ide dan mengubah kehidupan banyak orang untuk selamanya. Ada lebih dari dua ribu orang, mengikuti Beliau untuk menjadi anggota sangha dan terdapat jutaan umat di seluruh dunia. Master Hsing Yun juga telah menahbiskan lebih dari ratusan pewaris Dharma untuk meneruskan ajarannya.
Pada 1967, Master Hsing Yun mendirikan Fo Guang Shan, di puncak bukit yang dipenuhi bambu yang terletak di distrik Dashu, Kaohsiung, dengan Empat Prinsip: untuk menyebarkan Dharma melalui budaya, untuk mengembangkan bakat melalui pendidikan, untuk memberi manfaat bagi masyarakat melalui kegiatan sosial, dan untuk memurnikan pikiran manusia melalui latihan spiritual.
Sepanjang hidupnya, Master Hsing Yun menjalin hubungan dengan banyak pemimpin dunia, termasuk Raja Agung Bhumibol dari Thailand, Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru, Presiden Filipina Ma Jiabao, Presiden Senuari dari Dominika, Wakil Presiden Al Gore dari Amerika Serikat.
Beberapa Perdana Menteri Malaysia, Pemimpin Tiongkok Yang Shangkun, Jiang Zheming, Hu Jintao, dan Xi Jinping, Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew dan Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Australia Tony Abbott, dan para pemimpin dari berbagai negara di Asia Tenggara, serta para mantan Presiden Taiwan, termasuk Chiang Ching-kuo, Chen Shui-bian, Ma Ying-jeou, dan Tsai Ing-wen.
Selain para pemimpin politik, Beliau juga berkesempatan untuk berinteraksi dengan tokoh-tokoh agama seperti Presiden Persekutuan Umat Buddha Sedunia, H.S.H. Putri Poon Pismai Diskul, Paus Yohanes Paulus II, dan Paus Benediktus XVI.
Berbagai upaya dilakukan oleh Master seperti restorasi kuil leluhurnya, Kuil Dajue di Yixing, serta pendirian berbagai fasilitas budaya dan pendidikan seperti Museum Akademi Tiongkok, Perpustakaan Jianzhen Yangzhou, Gedung Fo Guang di Universitas Nanjing, Gedung Kuliah Yangzhou, Yayasan Pendidikan dan Kebudayaan Hsing Yun, dan rekonstruksi Kuil Tianlong Nanjing.
Dia berdedikasi penuh mempromosikan ajaran Buddha Humanistik, Beliau kemudian mewujudkan tekad agung. 56 tahun setelah berdirinya Fo Guang Shan, Master Hsing Yun mendirikan lebih dari 300 vihara di seluruh dunia seperti Vihara Hsi Lai di Amerika Serikat, Vihara Nan Tien di Australia, Vihara Nanhua di Afrika Selatan, dan Vihara Zulai di Brasil, yang kesemuanya merupakan Vihara Buddha terbesar di wilayahnya.
Penulis 395 Judul Buku dan Pendukung Penyebaran Budaya. Dalam menyebarkan Dharma melalui budaya, dia mengawasi penyusunan Tipitaka Fo Guang dan Kamus Fo Guang. Pada tahun 1978, mendirikan Fo Guang Publishing House, diikuti oleh Fo Guang Shan Foundation for Culture and Education pada tahun 1988. Pada 2000, meluncurkan Merit Times Daily News, surat kabar harian pertama yang didirikan oleh komunitas Buddhis.@
Bs/timEGINDO.co