ULN Indonesia Menyusut pada Oktober 2025, Arus Modal Global Dongkrak Utang Pemerintah

ilustrais
ilustrais

Jakarta|EGINDO.co Posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia kembali mengalami koreksi pada Oktober 2025. Secara tahunan (year on year/YoY), ULN tercatat turun 0,4 persen menjadi Rp7.059 triliun, mencerminkan berlanjutnya proses penyesuaian eksternal di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Data Bank Indonesia menunjukkan penurunan ULN secara agregat terutama bersumber dari kontraksi utang luar negeri swasta. Pada periode yang sama, ULN swasta tercatat turun 1,9 persen YoY, sejalan dengan sikap korporasi yang lebih selektif dalam menarik pembiayaan luar negeri serta upaya memperkuat ketahanan neraca keuangan.

Sebaliknya, utang luar negeri pemerintah justru meningkat. ULN pemerintah tercatat sebesar US$210,5 miliar atau tumbuh 4,7 persen YoY. Kenaikan ini dipengaruhi oleh derasnya arus masuk modal asing ke instrumen Surat Berharga Negara (SBN) internasional, yang mencerminkan kuatnya persepsi investor global terhadap prospek ekonomi domestik dan kredibilitas kebijakan makroekonomi.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso, menegaskan bahwa dinamika ULN nasional merupakan refleksi dari perbedaan strategi pembiayaan antara sektor publik dan swasta.

“Perkembangan utang luar negeri pemerintah dipengaruhi oleh aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara internasional,” ujar Denny dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (15/12/2025).

Bank Indonesia menilai struktur ULN Indonesia masih berada dalam batas yang terkendali, didominasi oleh utang jangka panjang dan diarahkan untuk mendukung pembiayaan produktif. Ke depan, otoritas moneter menekankan pentingnya koordinasi kebijakan dengan pemerintah guna menjaga kesinambungan pembiayaan eksternal serta memperkuat ketahanan sektor keuangan nasional di tengah dinamika suku bunga global dan volatilitas pasar keuangan internasional. (Sn)

Scroll to Top