Jakarta|EGINDO.co Negara-negara anggota Uni Eropa belum mencapai kesepakatan mengenai target iklim jangka menengah 2040 yang dijadwalkan akan disepakati dalam pertemuan pekan depan. Titik panas perdebatan adalah penggunaan kredit karbon internasional sebagai bagian dari mekanisme penurunan emisi.
Denmark, yang saat ini memegang presidensi bergilir UE, membuka peluang untuk mendiskusikan kembali persentase kredit karbon luar negeri serta waktu mulai penerapannya dalam pencapaian target pengurangan emisi sebesar 90 % pada 2040 dibandingkan tahun 1990. Dalam proposal awal, Komisi Eropa mengusulkan agar hingga 3 % dari target pengurangan emisi dapat dicapai melalui pembelian kredit karbon internasional mulai tahun 2036, namun angka tersebut kini masih dipertimbangkan dan belum diputuskan.
Rancangan kompromi terkini menunjukkan bahwa angka 3 % ditempatkan dalam tanda kurung, yang menunjukkan belum adanya konsensus antar negara anggota. Negara seperti Polandia bahkan telah mengusulkan untuk menaikkan batas tersebut menjadi 10 % dan mempercepat penerapannya hingga tahun 2031.
Perbedaan sikap ini menjadi penghambat menuju kesepakatan dan dapat mengancam tenggat yang direncanakan akhir bulan ini untuk penyampaian komitmen baru UE kepada PBB, menjelang COP30. Sementara itu, Dewan Penasehat Ilmiah tentang Perubahan Iklim (European Scientific Advisory Board on Climate Change) menyarankan agar kredit karbon internasional tidak dimasukkan ke dalam target 2040, dengan alasan dapat melemahkan upaya pengurangan emisi domestik dan mengurangi kredibilitas tujuan iklim UE.
Sumber: Bisnis.com/Sn