Washington | EGINDO.co – Presiden terpilih AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping membahas sejumlah isu termasuk TikTok, perdagangan, dan Taiwan melalui panggilan telepon pada hari Jumat (17 Januari), beberapa hari sebelum Trump kembali menjabat dengan menjanjikan tarif yang dapat meningkatkan ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.
Kedua pemimpin tersebut optimis dengan panggilan telepon tersebut, dengan Trump menyebutnya “sangat bagus” dan Xi mengatakan bahwa ia dan Trump sama-sama mengharapkan awal yang positif bagi hubungan AS-Tiongkok, menurut penyiar negara Tiongkok CCTV.
Itu adalah panggilan telepon pertama antara keduanya sejak pemilihan Trump pada bulan November. Ada serangkaian kesulitan diplomatik dan ekonomi yang mengancam hubungan AS-Tiongkok.
Mahkamah Agung AS pada hari Jumat menegakkan hukum yang mewajibkan pemilik TikTok, ByteDance, untuk melepaskan aset TikTok di AS pada hari Minggu kepada pembeli non-Tiongkok, atau dilarang beroperasi karena masalah keamanan nasional.
“Panggilan telepon itu sangat baik bagi Tiongkok dan AS. Harapan saya adalah kita akan memecahkan banyak masalah bersama, dan memulainya segera. Kami membahas keseimbangan Perdagangan, Fentanyl, TikTok, dan banyak topik lainnya,” tulis Trump dalam sebuah posting di platform media sosialnya.
“Presiden Xi dan saya akan melakukan segala yang mungkin untuk membuat Dunia lebih damai dan aman!”
Xi menyuarakan kekhawatiran Tiongkok tentang Taiwan, yang menurut Beijing merupakan bagian dari wilayahnya, dan mengatakan ia berharap AS akan menanganinya dengan sangat hati-hati.
“Masalah Taiwan menyangkut kedaulatan nasional dan integritas teritorial Tiongkok, dan ia berharap pihak AS akan menanganinya dengan hati-hati,” menurut CCTV.
Xi mengatakan Amerika Serikat dan Tiongkok dapat memiliki perbedaan tetapi sebagian besar menghormati kepentingan inti masing-masing, dan bahwa hubungan perdagangan dapat saling menguntungkan tanpa konfrontasi dan konflik, komentar yang mirip dengan yang ia buat selama masa jabatan pertama Trump.
Trump menawarkan dukungan yang kuat kepada Taiwan, termasuk mengatur penjualan senjata, dalam masa jabatan pertamanya. Tetapi selama kampanye tahun lalu, Trump mengatakan Taiwan harus membayar AS agar dipertahankan.
Presiden terpilih dari Partai Republik, yang mengubah hubungan dagang pada masa jabatan pertamanya, akan memulai upaya yang lebih agresif pada masa jabatan keduanya, dengan berjanji mengenakan bea masuk sebesar 10 persen pada semua impor AS dan 60 persen pada barang-barang dari Tiongkok.
Trump mengatakan pada tanggal 6 Januari bahwa ia dan Xi telah berkomunikasi melalui perwakilan, menyatakan optimisme tentang hubungan mereka.
Sumber : CNA/SL