Tjiwi Kimia Fokus Kendalikan Emisi Karbon, Efisiensi Energy

Direktur APP Sinarmas Suhendra Wiriadinata
Suhendra Wiriadinata

Jakarta | EGINDO.co – Manajemen Tjiwi Kimia fokus mengendalikan emisi karbon, efisiensi energi, dan manajemen air untuk melindungi sumber air lokal yang digunakan oleh pabrik serta penghematan penggunaan air. Selama 2020 hingga 2022 perusahaan ini berhasil menurunkan pemakaian air pada proses produksi.

Direktur Utama Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Suhendra Wiriadinata dalam siaran pers yang dikutip EGINDO.co menyebutkan inovasi yang dilakukan untuk mengurangi konsumsi air, antara lain, mengganti sealing water vacum pump dan menggunakan kembali save all clear water untuk low pressure shower pada proses produksi kertas.

Perusahaan dibawah Sinarmas Group katanya berupaya menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) melalui program efisiensi energi, baik dari sisi proses produksi kertas maupun operasional pembangkit listrik yang dimilikinya. Dengan adanya penurunan penggunaan listrik dan steam untuk proses produksi dan peningkatan efisiensi pembangkit listrik, bahan bakar batu bara yang dibutuhkan boiler menjadi berkurang sehingga emisi GRK yang dihasilkan lebih rendah.

Baca Juga :  Filipina Bantah Kesepakatan Dengan China Sengketa Laut China Selatan

Disebutkan Suhendra, bahawa penggunaan sludge biomass sebagai bahan bakar untuk menghasilkan steam juga berkontribusi terhadap penurunan emisi GRK. Kemudian, perseroan aktif mengelola limbah padat.

Diantaranya, bahwa meminimalkan pembentukan abu batubara dengan menggunakan pembangkit listrik yang menggunakan kadar abu rendah dan pemanfaatan abu batu bara. Juga memanfaatkan fly ash & bottom ash (FABA) untuk infrastruktur masyarakat.

Perseroan memanfaatkan pula limbah sesuai dengan prinsip 3R: reduce, reuse, recycle, dengan membuat paving block berbahan dasar FABA. Salah satu contoh manfaat yang dirasakan dari pemasangan paving block di sekolah: halaman sekolah tidak lagi tergenang air. Tjiwi Kimia melakukan program ini dengan menyatakan: setiap Rp1 yang dikeluarkan pada program pemanfaatan FABA ini menghasilkan nilai sosial (social return) sebesar Rp 3,25.

Baca Juga :  Raksasa Mobil Jerman, Raja Baterai Asia, Bersatu Di Hongaria

Untuk itu ada beberapa inovasi Tjiwi Kimia dalam pengelolaan limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya), antara lain pemanfaatan sludge/lumpur instalasi pengelolaan air limbah (IPAL). Kandungan fiber dalam limbah sludge ini masih bernilai ekonomis dan dapat dipergunakan kembali sebagai bahan baku kertas cokelat untuk internal.

Sludge IPAL dimanfaatkan sebagai subtitusi bahan bakar boiler. Hasil dari pembakaran adalah steam (uap panas) yang digunakan untuk mengeringkan kertas di mesin kertas. Perseroan rajin menggalakkan efisiensi energi.

Dalam tiga tahun terakhir, kami konsisten menurunkan konsumsi listrik dan steam pada proses produksi sebagai implementasi upaya penghematan energi. Intensitas listrik berkurang 5% dan intensitas steam berkurang 3,75%,” kata Suhendra.

Baca Juga :  Jokowi: 4,6 Juta Vaksin Dari AstraZeneca Tiba Bulan Maret

Selanjutnya untuk mengurangi tingkat emisi udara, Tjiwi Kimia memasang peralatan seperti electrostatic precipitator dan scrubber. Electrostatic precipitator adalah teknologi pengendalian abu hasil pembakaran dengan pemberian muatan listrik. Adapun scrubber adalah alat kendali polusi udara yang dapat digunakan untuk membuang partikel atau gas dari limbah industri. Perseroan menerapkan teknologi termutakhir dan memakai peralatan pemantauan emisi, seperti CEMS (Continuous Emissions Monitoring System), untuk memonitor dan melaporkan emisi yang memenuhi persyaratan peraturan.@

Rel/fd/timEGINDO.co

Bagikan :
Scroll to Top