Tjiwi Kimia Fokus Kendalikan Emisi Karbon, Efisiensi Energi

Direktur APP Sinarmas Suhendra Wiriadinata
Suhendra Wiriadinata

Jakarta | EGINDO.co – Manajemen Tjiwi Kimia fokus mengendalikan emisi karbon, efisiensi energi, dan manajemen air untuk melindungi sumber air lokal yang digunakan oleh pabrik serta penghematan penggunaan air.

“Inovasi yang dilakukan untuk mengurangi konsumsi air, antara lain, mengganti sealing water vacum pump dan menggunakan kembali save all clear water untuk low pressure shower pada proses produksi kertas. Intensitas konsumsi air menurun 9,8% dari 2020 hingga 2022,” kata Direktur Utama Pabrik Kertas Tjiwi Kimia, Suhendra Wiriadinata belum lama ini.

Diungkapkannya, perusahaan dibawah Sinarmas Group berupaya menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) melalui program efisiensi energi, baik dari sisi proses produksi kertas maupun operasional pembangkit listrik yang dimilikinya. Dengan adanya penurunan penggunaan listrik dan steam untuk proses produksi dan peningkatan efisiensi pembangkit listrik, bahan bakar batu bara yang dibutuhkan boiler menjadi berkurang sehingga emisi GRK yang dihasilkan lebih rendah.

Baca Juga :  Kasus Brompton Rombongan Sri Mulyani Dibawa Ke Jalur Hukum

Suhendra menyebutkan, penggunaan sludge biomass sebagai bahan bakar untuk menghasilkan steam juga berkontribusi terhadap penurunan emisi GRK. Terjadi penurunan 5,8% pada 2020-2022. Kemudian, perseroan mengelola limbah padat dengan meminimalkan pembentukan abu batubara menggunakan pembangkit listrik yang menggunakan kadar abu rendah dan pemanfaatan abu batubara yang memanfaatkan fly ash & bottom ash (FABA) untuk infrastruktur masyarakat.

Perseroan memanfaatkan pula limbah sesuai dengan prinsip 3R: reduce, reuse, recycle, dengan membuat paving block berbahan dasar FABA. Salah satu contoh manfaat yang dirasakan dari pemasangan paving block di sekolah agar halaman sekolah tidak lagi tergenang air.

Tjiwi Kimia melakukan program itu dengan menyatakan setiap Rp1 yang dikeluarkan pada program pemanfaatan FABA itu menghasilkan nilai sosial (social return) sebesar Rp3,25. Selain itu, ada juga beberapa inovasi Tjiwi Kimia dalam pengelolaan limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya), antara lain pemanfaatan sludge/lumpur instalasi pengelolaan air limbah (IPAL).

Baca Juga :  Rangkuman Acara 85 Tahun Sinarmas, Bersama Membangun Negeri

Kandungan fiber dalam limbah sludge masih bernilai ekonomis dan dapat dipergunakan kembali sebagai bahan baku kertas cokelat untuk internal. Sludge IPAL juga dimanfaatkan sebagai subtitusi bahan bakar boiler. Hasil dari pembakaran adalah steam (uap panas) yang digunakan untuk mengeringkan kertas di mesin kertas.

Menurutnya perseroan terus menggalakkan efisiensi energi. “Dalam tiga tahun terakhir, kami konsisten menurunkan konsumsi listrik dan steam pada proses produksi sebagai implementasi upaya penghematan energi. Intensitas listrik berkurang 5% pada tahun 2020-2022 dan intensitas steam berkurang 3,75%,” kata Suhendra.

Untuk mengurangi tingkat emisi udara, Tjiwi Kimia memasang peralatan electrostatic precipitator dan scrubber. Dimana Electrostatic precipitator adalah teknologi pengendalian abu hasil pembakaran dengan pemberian muatan listrik. Adapun scrubber adalah alat kendali polusi udara yang dapat digunakan untuk membuang partikel atau gas dari limbah industri.

Baca Juga :  Sinar Mas Land Luncurkan Delrey Business Townhouse Tahap 2

Perseroan menerapkan teknologi termutakhir dan memakai peralatan pemantauan emisi, seperti CEMS (Continuous Emissions Monitoring System), untuk memonitor dan melaporkan emisi yang memenuhi persyaratan peraturan.@

Bs/fd/timEGINDO.co

Bagikan :
Scroll to Top