Taipei | EGINDO.co – Tim Taiwan untuk Olimpiade Musim Dingin Beijing akan menghadiri upacara pembukaan dan penutupan setelah diberitahu oleh Komite Olimpiade Internasional bahwa mereka harus berpartisipasi.
Taiwan yang diklaim China telah khawatir Beijing dapat “menurunkan” status Taiwan dengan menempatkan atletnya di samping atlet dari Hong Kong yang dikelola China pada upacara pembukaan, seorang pejabat senior Taiwan yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters pekan lalu.
Sub-tropis Taiwan, yang tidak memiliki tradisi olahraga musim dingin dan tidak pernah memenangkan medali di Olimpiade musim dingin, mengirimkan empat atlet ke Beijing, jumlah yang sama dengan Olimpiade musim dingin terakhir pada 2018.
Taiwan mengatakan pada hari Jumat bahwa tim tidak akan menghadiri upacara pembukaan atau penutupan, menyalahkan penerbangan yang tertunda dan aturan anti-COVID-19 yang keras.
Tetapi komite Olimpiade Taiwan mengatakan Senin malam bahwa mereka telah menerima “beberapa pemberitahuan” dari Komite Olimpiade Internasional (IOC) “yang mengharuskan semua delegasi ke Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 untuk bekerja sama dalam mengirim personel untuk menghadiri upacara pembukaan dan penutupan”.
Berdasarkan rasa hormatnya terhadap semangat Olimpiade dan setelah berdiskusi dengan Administrasi Olahraga Taiwan, mereka akan “menyesuaikan” rencana dan “bekerja sama dengan kebijakan untuk mengirim staf untuk menghadiri upacara pembukaan dan penutupan”.
Tidak disebutkan berapa banyak dari 15 anggota tim, termasuk pelatih, yang akan hadir di sana.
Olimpiade Beijing berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan antara China dan Taiwan, termasuk aktivitas militer China yang berulang di dekat pulau itu.
Taiwan berkompetisi di sebagian besar acara olahraga, termasuk Olimpiade, sebagai “China Taipei” atas desakan Beijing, yang melihat Taiwan yang diatur secara demokratis sebagai bagian dari “satu China”.
Pada hari Rabu, Kantor Urusan Taiwan China menyebut tim Taiwan berasal dari “China, Taipei”, daripada istilah resmi “China Taipei”.
Itu mendapat teguran dari Dewan Urusan Daratan Taiwan yang membuat kebijakan China, yang mengatakan China sengaja menggunakan nama yang salah.
Sumber : CNA/SL