Singapura | EGINDO.co – Tersangka penculikan dan pembunuhan seorang TikToker Tiongkok di Thailand dilaporkan telah ditangkap di Makau.
Sebuah mayat yang terpotong-potong ditemukan di luar Bangkok pada Sabtu (13 Juli). Polisi Thailand mengatakan bahwa jasad tersebut kemungkinan adalah Yan Ruimin, bintang TikTok berusia 38 tahun, yang hilang sekitar dua minggu lalu.
Menurut kantor berita Thailand Bangkok Post, penyidik ​​berkoordinasi dengan petugas forensik untuk melakukan tes DNA pada bagian-bagian tubuh dan mengonfirmasi identitas secara resmi.
Tersangka dalam kasus tersebut adalah seorang pria berusia 34 tahun bermarga Ma, yang memegang paspor Tiongkok dan sedang menganggur, demikian dilaporkan oleh penyiar pemerintah Tiongkok CCTV. Tersangka sebelumnya diidentifikasi oleh media Thailand sebagai pria Tiongkok berusia 32 tahun bernama Ma Qingyan.
Menurut laporan berita Tiongkok, Ma ditangkap di Makau pada 10 Juli karena insiden terpisah.
Ia telah mencoba menggadaikan jam tangan palsu di sebuah toko, tetapi karyawan tersebut menelepon polisi setelah menyadari bahwa jam tangan itu palsu.
Ma ditangkap di Terminal Feri Taipa saat mencoba melarikan diri ke Hong Kong. Pihak berwenang tidak menyebutkan kapan dia ditangkap.
Selama penyelidikan, polisi Makau diberitahu oleh pihak berwenang Tiongkok daratan bahwa tersangka pembunuhan dan mutilasi seorang turis Tiongkok mungkin bersembunyi di kota itu.
Mereka kemudian menemukan bahwa identitas pria itu cocok. Polisi Makau telah melimpahkan kasus tersebut ke pihak berwenang Tiongkok daratan untuk penyelidikan lebih lanjut.
Urutan Kejadian
Yan Ruimin tiba di Thailand dari Malaysia pada 26 Juni. Dia dilaporkan hilang pada 12 Juli oleh seorang teman yang terakhir mendengar kabar darinya pada 30 Juni, menurut Thai Examiner.
Sehari kemudian pada 13 Juli, tim forensik polisi Thailand menemukan mayat yang membusuk dan terpotong-potong di Chachoengsao, sekitar 50 km di timur Bangkok.
Mayat itu ditemukan di dekat lokasi sepi di dekat perumahan di Tambon Bang Phra, distrik Muang di provinsi timur.
Media lokal melaporkan tersangka sebagai Ma Qingyan, yang memasuki Thailand dari Singapura pada 30 Juni. Ma diyakini telah bertemu dengan Yan di Bangkok pada 1 Juli, hari ketika dia diduga telah dibunuh.
Bukti polisi yang dirujuk di media lokal menunjukkan tersangka kemudian mengendarai mobil sewaan keluar kota, berhenti 12 kali di sepanjang jalan.
Perhentian terakhirnya, di dekat pusat Chachoengsao, adalah tempat dia diyakini telah tinggal selama sekitar satu jam membakar dokumen dan barang lainnya termasuk sebuah koper yang diyakini milik Yan. Jasad korban ditemukan sekitar 1 km jauhnya.
Ma mengembalikan mobil sewaan pada 3 Juli dan meninggalkan negara itu segera setelah itu menuju Hong Kong, dilanjuti ke Makau.
Antara 4 Juli dan 6 Juli, akun WeChat Pay milik Yan melakukan beberapa pembelian di Makau, meskipun tidak ada catatan bahwa dia meninggalkan Thailand, media regional melaporkan.
Yan aktif di platform media sosial Tiongkok Xiaohongshu dengan nama “Ruiming”, di mana ia terdaftar sebagai warga Shenzhen dan memiliki sekitar 11.000 pengikut.
Postingan terakhirnya di Xiaohongshu adalah saat ia berpesta di Makau pada bulan Mei.
Insiden tersebut telah memunculkan kembali sejumlah penculikan turis baru-baru ini di Thailand dan Filipina.
Akhir bulan lalu, seorang warga negara Tiongkok dan seorang warga negara Tiongkok-Amerika dilaporkan bepergian bersama dalam perjalanan bisnis di Filipina dan diculik dan dibunuh.
Pada bulan April, seorang mahasiswa Tiongkok yang belajar di Australia dibujuk ke Thailand oleh komplotan penculik dan diselamatkan oleh polisi Thailand, setelah membayar uang tebusan sebesar 8 juta yuan.
Sumber : CNA/SL