Bangkok | EGINDO.co – Kabinet Thailand pada hari Selasa (16 Juli) menyetujui skema pinjaman lunak senilai 100 miliar baht (US$2,8 miliar) di mana dana akan dipinjamkan ke bank-bank komersial sehingga mereka dapat meminjamkan lagi kepada peminjam dengan suku bunga di bawah pasar, kata seorang wakil menteri keuangan.
Program ini ditujukan untuk membantu usaha kecil memperoleh pinjaman, kata Paopoom Rojanasakul kepada wartawan setelah rapat kabinet.
Bank Tabungan Pemerintah milik negara akan menawarkan likuiditas kepada bank-bank komersial melalui pinjaman dengan suku bunga 0,01 persen sehingga mereka dapat meminjamkan kepada usaha kecil dengan suku bunga tidak lebih dari 3,5 persen selama tiga tahun, katanya.
Suku bunga pinjaman ritel di antara bank-bank Thailand saat ini lebih dari 7 persen.
“Ini akan menyuntikkan modal ke dalam sistem,” kata Paopoom, seraya menambahkan langkah-langkah tersebut diambil dari laba bersih bank negara dan bukan anggaran.
Pemerintah mengatakan skema tersebut merupakan respons terhadap pengetatan pinjaman oleh bank-bank di tengah pemulihan ekonomi yang lambat dan meningkatnya utang macet.
Perdana Menteri Srettha Thavisin telah menjanjikan langkah-langkah tambahan minggu depan, termasuk dukungan untuk harga listrik yang tinggi, karena ia ingin memicu pertumbuhan di ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara.
Pada bulan April, bank-bank Thailand mengatakan mereka akan memangkas suku bunga pinjaman sebesar 25 basis poin untuk kelompok rentan selama enam bulan, sebagai tanggapan atas permintaan dari perdana menteri.
Srettha telah berulang kali mendesak bank sentral untuk memangkas suku bunga guna membantu perekonomian. Meskipun ada tekanan, bank sentral mempertahankan suku bunga utamanya tetap pada 2,50 persen untuk pertemuan keempat berturut-turut bulan lalu.
Bank sentral memperkirakan ekonomi akan tumbuh 2,6 persen tahun ini, setelah pertumbuhan 1,9 persen tahun lalu yang tertinggal dari negara-negara tetangga.
Sumber : CNA/SL