Moskow | EGINDO.co – Orang-orang bersenjata menyerang gereja dan sinagoge di wilayah Kaukasus Utara Rusia, Dagestan, pada hari Minggu (23 Juni), menewaskan sedikitnya delapan polisi dan petugas garda nasional serta seorang pendeta, kata para pejabat.
Orang-orang bersenjata tak dikenal itu melancarkan serangan serentak di kota terbesar Dagestan, Makhachkala, dan di kota pesisir Derbent.
Komite Investigasi Rusia mengatakan telah membuka penyelidikan kriminal atas “aksi teror” di Dagestan, wilayah Rusia yang sebagian besar penduduknya Muslim dan bertetangga dengan Chechnya.
Pemimpin Dagestan, Sergei Melikov, menulis di Telegram: “Malam ini di Derbent dan Makhachkala, (penyerang) tak dikenal berupaya mengacaukan situasi di masyarakat.”
“Kami tahu siapa yang berada di balik serangan teroris ini dan apa tujuan mereka,” tambahnya kemudian, tanpa menyebutkan secara spesifik tetapi merujuk pada perang di Ukraina.
“Kita harus memahami bahwa perang juga terjadi di rumah kita. Kita merasakannya, tetapi hari ini kita menghadapinya,” katanya.
Melikov mengatakan “fase aktif” operasi di Derbent dan Makhachkala telah berakhir dan “enam bandit telah dilumpuhkan”.
Pihak berwenang akan berusaha menemukan “semua anggota sel-sel tidur yang mempersiapkan (serangan) dan yang telah bersiap, termasuk di luar negeri”, imbuhnya.
Pejabat Rusia mengatakan polisi telah menewaskan empat orang bersenjata di Makhachkala dan dua orang di Derbent.
Patriark Kirill, kepala Gereja Ortodoks Rusia dan pendukung setia Kremlin, mengatakan “musuh” berusaha menghancurkan “perdamaian antar agama” di Rusia, tanpa menyebut siapa yang bertanggung jawab.
Serangan tersebut menargetkan “dua gereja Ortodoks, sebuah sinagoge, dan sebuah pos pemeriksaan polisi”, kata Komite Antiterorisme Nasional dalam sebuah pernyataan kepada kantor berita RIA Novosti.
“Sebagai akibat dari serangan teroris tersebut, menurut informasi awal, seorang pendeta dari Gereja Ortodoks Rusia dan petugas polisi tewas.”
Gereja Ortodoks Rusia mengatakan pendeta agung Nikolai Kotelnikov “dibunuh secara brutal” di Derbent.
Secara keseluruhan, enam petugas tewas dan 12 lainnya luka-luka dalam serangan tersebut, kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Dagestan, Gayana Gariyeva, kepada RIA Novosti.
Kementerian tersebut kemudian menambahkan bahwa seorang kepala polisi setempat telah meninggal karena luka-lukanya.
Sementara itu, Garda Nasional Rusia mengatakan bahwa salah satu petugasnya telah tewas di Derbent dan beberapa lainnya luka-luka.
Kementerian Dalam Negeri Dagestan mengatakan total 16 orang, termasuk 13 petugas polisi, terluka dalam serangan tersebut.
Dalam insiden terpisah, kementerian tersebut mengatakan orang-orang bersenjata juga telah menembaki sebuah mobil polisi di desa Sergokal, 65 km dari Makhachkala, melukai seorang petugas.
Sinagoga Terbakar
Hari Minggu adalah hari libur keagamaan, Minggu Pentakosta, di Gereja Ortodoks Rusia.
Kementerian Dalam Negeri Dagestan mengatakan 19 orang berlindung di dalam sebuah gereja di Makhachkala dan kemudian dibawa ke tempat yang aman.
Orang-orang bersenjata juga menyerang sinagoga di kedua kota tersebut.
“Sinagoge di Derbent terbakar,” tulis ketua dewan publik Federasi Komunitas Yahudi Rusia, Boruch Gorin, di Telegram.
“Sinagoge di Makhachkala juga dibakar dan diratakan,” katanya.
Rabi Makhachkala, Rami Davidov, kemudian mengatakan kepada RIA Novosti bahwa tidak ada yang terbunuh atau terluka di sana.
Kongres Yahudi Rusia mengatakan di situs webnya bahwa sinagoge Derbent diserang sekitar 40 menit sebelum salat Isya.
Orang-orang bersenjata menembaki polisi dan petugas keamanan serta melemparkan bom molotov, katanya, seraya menambahkan bahwa serangan di Makhachkala serupa.
Dagestan terletak di sebelah timur Chechnya, tempat pemerintah Rusia memerangi separatis dalam dua perang brutal, pertama dari tahun 1994 hingga 1996 dan kemudian dari tahun 1999 hingga 2000.
Sejak kekalahan pemberontak Chechnya, pemerintah Rusia telah terkunci dalam konflik yang membara dengan militan dari seluruh Kaukasus Utara yang telah menewaskan banyak warga sipil dan polisi.
Kantor berita negara TASS mengutip sumber penegak hukum yang mengatakan bahwa “orang-orang bersenjata yang melakukan serangan di Makhachkala dan Derbent adalah pendukung organisasi teroris internasional”, tanpa menyebutkan namanya.
Badan keamanan FSB Rusia pada bulan April mengatakan telah menangkap empat orang di Dagestan atas dugaan merencanakan serangan mematikan di tempat konser Balai Kota Crocus di Moskow pada bulan Maret, yang diklaim oleh kelompok ISIS.
Militan dari Dagestan diketahui telah melakukan perjalanan untuk bergabung dengan ISIS di Suriah dan pada tahun 2015, kelompok tersebut menyatakan telah mendirikan “waralaba” di Kaukasus Utara.
Sumber : CNA/SL