Taipei | EGINDO.co – Tekanan diplomatik dan militer China di Taiwan merupakan ancaman bagi semua negara demokrasi dan Amerika Serikat berkomitmen untuk membantu pulau itu mempertahankan diri, kata diplomat tinggi AS di Taipei.
Berbicara di acara Kamar Dagang Amerika di Taiwan pada Rabu malam (30 Maret), Sandra Oudkirk, direktur Institut Amerika di Taiwan yang menangani hubungan tanpa adanya hubungan diplomatik formal, mengatakan mengelola perbedaan AS dengan China menghadapi “tantangan yang berbeda”. .
“Perilaku RRT yang semakin agresif tidak lebih terlihat daripada hubungannya dengan Taiwan, di mana RRT terus melakukan tekanan militer, diplomatik, dan ekonomi,” katanya, merujuk pada Republik Rakyat Tiongkok, dalam sambutan yang dirilis oleh kantornya pada Kamis.
“Aktivitas militer provokatif RRT di dekat Taiwan membuat tidak stabil, berisiko salah perhitungan, dan merusak perdamaian dan stabilitas regional,” tambah Oudkirk, pada acara yang juga dihadiri oleh Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.
“Upaya berkelanjutan oleh Beijing untuk mencekik ruang internasional Taiwan, menekan teman-temannya, dan ikut campur dalam sistem demokrasi Taiwan merupakan ancaman bagi semua negara demokrasi.”
China mengklaim Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayahnya sendiri, dan selama dua tahun terakhir ini telah meningkatkan tekanan militer dan diplomatik untuk menegaskan klaim tersebut.
Amerika Serikat adalah pendukung internasional terpenting dan pemasok senjata Taiwan, sumber gesekan terus-menerus antara Washington dan Beijing.
Oudkirk mengatakan bahwa untuk memperkuat peran Taiwan sebagai mitra keamanan regional, Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk membantu Taiwan “mempertahankan kemampuannya untuk mencegah agresi dan mempertahankan diri”.
“Kami memiliki kepentingan bersama dan abadi dalam perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. Kami menganggap ini penting bagi keamanan dan stabilitas kawasan Indo-Pasifik yang lebih luas dan sangat prihatin dengan upaya RRT yang sedang berlangsung untuk merusak stabilitas itu.”
Taiwan menolak klaim kedaulatan China dan mengatakan hanya penduduk pulau itu yang dapat memutuskan masa depan mereka sendiri.
Amerika Serikat juga telah bekerja sama dengan Taiwan dalam rantai pasokan, pulau itu menjadi produsen utama semikonduktor.
Oudkirk mengatakan kedua belah pihak sedang mengerjakan diversifikasi rantai pasokan dan untuk memfasilitasi investasi di sektor-sektor seperti chip, kendaraan listrik, keamanan siber, 5G, dan energi terbarukan.
“Bagian komersial AIT sekarang mengatur kunjungan delegasi kuat yang berfokus pada industri ke banyak bagian Amerika Serikat musim panas ini,” tambahnya, tanpa memberikan rincian.
Sumber : CNA/SL