Medan | EGINDO.co – Tarif Ojek Online naik. Namun, driver ojek online, Syamsuddin (42) yang sudah menjadi driver ojek online tahun 2019 tidak setuju. Pasalnya karena sekarang saja sudah sulit mencari atau mendapatkan penumpang.
“Kalau tariff ojek online dinaikkan maka semakin sulit untuk mendapatkan penumpang dan akhirnya pendapatan semakin berkurang,” kata Syamsuddin menjawab pertanyaan EGINDO.co Rabu (17/8/2022) di Medan.
Dikatakannya jika tahun 2019, penghasilan sebagai driver ojek online per bulan bisa Rp 4 juta akan tetapi sekarang untuk mendapatkan Rp2 juta per bulan sudah sulit karena sepi penumpang. Apa bila tarif dinaikkan maka akan semakin sepi penumpang.
Diakuinya, kelelahan mengejar target pesanan yang ditetapkan perusahaan aplikasi akan tetapi tetap bertahan karena belum ada pekerjaan lain yang bisa dilakukan. Dinilainya adanya kenaikan tarif yang ditetapkan pemerintah akan semakin sulit menambah penghasilannya sehari-hari.
Menurutnya kenaikan tarif tidak ada gunanya sama driver ojek online sebab, presentase pemotongan sebagai biaya jasa juga akan lebih besar mengikuti kenaikan tarif. Hal yang penting sekarang ini pemerintah harusnya melakukan presentase potongan biaya jasa bisa dikurangi.
Semakin sulit karena harga bahan bakar minyak (BBM) kini sudah mahal dan mau naik terus. Kini katanya untuk BBM saja sehari habis Rp50 ribu, belum lagi biaya makan dan minum. “Saya yakin semua driver ojek online tidak ingin tarif dinaikkan sebab membuat kami semakin sulit, yang untung perusahaan, kita semakin sulit akan tetapi masyarakat menilai kenaikan tarif, kita driver ojek online yang untung, pada hal tidak,” katanya kesal.@
Fd/TimEGINDO.co