Beijing | EGINDO.co – Longsor di provinsi Sichuan, barat daya China yang mengubur lebih dari 30 orang pada hari Sabtu disebabkan oleh hujan lebat di daerah tersebut, media pemerintah melaporkan pada hari Minggu (9 Februari).
China telah dilanda cuaca ekstrem dalam beberapa bulan terakhir, dengan puluhan orang tewas dalam banjir tahun lalu, yang merupakan rekor terhangat.
Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim membuat peristiwa cuaca ekstrem lebih sering terjadi.
Longsor hari Sabtu melanda desa Jinping di kota Yibin sekitar pukul 11.50 pagi (3.50 pagi GMT).
“Sebuah studi pendahuluan menunjukkan bencana ini terjadi karena pengaruh curah hujan yang berkepanjangan baru-baru ini dan faktor geologi,” kata CCTV, mengutip otoritas setempat.
Pemerintah daerah setempat mengatakan kepada AFP pada hari Minggu bahwa 29 orang masih hilang setelah dua orang diselamatkan pada hari Sabtu.
“Jumlah akhir masih menjalani verifikasi lebih lanjut,” kata penyiar negara CCTV pada hari Minggu.
Rekaman video yang dipublikasikan oleh penyiar pada hari Minggu menunjukkan penyelamat dengan senter mencari melalui puing-puing dalam kegelapan.
Presiden Tiongkok Xi Jinping pada hari Sabtu memerintahkan pihak berwenang untuk melakukan “segala yang mungkin untuk mencari dan menyelamatkan orang hilang, meminimalkan korban, dan menangani dampak bencana dengan tepat”.
Sumber : CNA/SL