Taiwan Tangguhkan Akses Aplikasi China Xiaohongshu Akibat Penipuan

Media Sosial Populer China, Xiaohongshu
Media Sosial Populer China, Xiaohongshu

Taipei | EGINDO.co – Taiwan akan memblokir sementara akses ke aplikasi media sosial populer Tiongkok, Xiaohongshu, setelah mendeteksi ratusan kasus penipuan belanja daring, demikian pernyataan Biro Investigasi Kriminal Taiwan, Kamis (4 Desember).

Platform serupa Instagram ini, yang dikenal sebagai RedNote dalam bahasa Inggris, diluncurkan di Shanghai pada tahun 2013 dan memiliki ratusan juta pengguna aktif bulanan.

Lebih dari tiga juta pengguna di Taiwan akan kehilangan akses ke aplikasi tersebut setelah pihak berwenang menemukan 1.706 kasus penipuan sejak 2024, dengan kerugian finansial melebihi NT$247 juta (US$7,9 juta), ungkap biro tersebut dalam sebuah pernyataan.

“Perintah akan dikeluarkan untuk menangguhkan dan membatasi akses internet ke aplikasi Xiaohongshu selama satu tahun,” tambahnya, seraya mencatat potensi aplikasi tersebut menjadi “area berisiko tinggi untuk penipuan belanja daring”.

Pernyataan tersebut tidak menyebutkan kapan perintah tersebut akan berlaku, tetapi seorang pejabat memperkirakan hal itu dapat terjadi dalam beberapa hari.

“Tindakan lebih lanjut akan dipertimbangkan berdasarkan apakah perusahaan merespons dengan itikad baik, secara aktif bekerja sama dengan hukum dan peraturan terkait, dan memastikan keamanan pengguna di Taiwan,” demikian pernyataan tersebut.

Xiaohongshu juga telah melanggar aturan regulator Tiongkok.

Administrasi Dunia Maya Tiongkok mengatakan pada bulan September bahwa mereka telah memerintahkan “peringatan dan hukuman berat” kepada para petinggi Xiaohongshu atas konten daringnya, mengecam unggahan “sepele” dan “negatif”.

Kementerian Urusan Digital Taiwan memperingatkan pada hari Rabu bahwa lima aplikasi Tiongkok, termasuk Xiaohongshu dan platform mikroblog Weibo, menimbulkan risiko keamanan siber bagi pengguna.

Sebuah analisis menemukan bahwa aplikasi-aplikasi tersebut “mengumpulkan informasi sensitif” dan “mengakses fitur biometrik” serta “mengekstraksi informasi sistem”, menurut kementerian.

Ada kekhawatiran yang berkembang di Taiwan bahwa Beijing menggunakan media sosial untuk membujuk warga Taiwan agar memiliki pandangan yang lebih positif tentang Tiongkok, serta untuk menyebarkan disinformasi.

Tiongkok mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan telah mengancam akan menggunakan kekuatan untuk mencaploknya.

Sumber : CNA/SL

Scroll to Top