Taiwan Mengecam China Atas Ancaman Pakta Perdagangan Pasifik

Taiwan Mengecam China
Taiwan Mengecam China

Taipei | EGINDO.co – China adalah “penjahat berat” yang bermaksud menggertak Taiwan dan tidak memiliki hak untuk menentang atau mengomentari tawarannya untuk bergabung dengan pakta perdagangan pan-Pasifik, kata pemerintah Taiwan dalam perang kata-kata yang meningkat atas keputusan Taipei dan Beijing untuk menerapkannya.

Taiwan yang diklaim China mengatakan pada Rabu (22 September) bahwa pihaknya telah secara resmi mengajukan permohonan untuk bergabung dengan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP), kurang dari seminggu setelah China mengajukan permohonannya.

Kementerian Luar Negeri China mengatakan pihaknya menentang Taiwan “memasuki perjanjian atau organisasi resmi”, dan pada hari Kamis Taiwan mengatakan China mengirim 24 pesawat militer ke zona pertahanan udara pulau itu, bagian dari apa yang dikatakan Taipei sebagai pola pelecehan yang hampir setiap hari.

Baca Juga :  Alibaba Berusaha Pertahankan Daftar Bursa Efek New York

Dalam sebuah pernyataan Kamis malam, Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan China “tidak punya hak untuk berbicara” tentang tawaran Taiwan.

“Pemerintah China hanya ingin menggertak Taiwan di komunitas internasional, dan merupakan penjahat utama dalam peningkatan permusuhan di Selat Taiwan,” katanya.

China bukan anggota CPTPP dan sistem perdagangannya secara luas dipertanyakan secara global karena tidak memenuhi standar tinggi blok tersebut, tambah kementerian itu.

China mengirim angkatan udaranya untuk mengancam Taiwan tak lama setelah pengumuman aplikasi, katanya.

“Pola perilaku ini hanya bisa datang dari China,” katanya.

Dalam sebuah pernyataan yang juga dikeluarkan pada Kamis malam, Kantor Urusan Taiwan China mengatakan masuknya China ke dalam CPTPP akan menguntungkan pemulihan ekonomi global pascapandemi.

Baca Juga :  Saham Di Jaringan Hot Pot China Haidilao Melonjak

China menentang Taiwan menggunakan perdagangan untuk mendorong “ruang internasional” atau terlibat dalam kegiatan kemerdekaan, tambahnya.

“Kami berharap negara-negara terkait menangani hal-hal terkait Taiwan dengan tepat dan tidak memberikan kemudahan atau menyediakan platform untuk kegiatan kemerdekaan Taiwan,” katanya.

Perjanjian 12-anggota asli, yang dikenal sebagai Kemitraan Trans-Pasifik (TPP), dipandang sebagai penyeimbang ekonomi yang penting bagi pengaruh China yang semakin besar.

Tetapi TPP terlempar ke limbo pada awal 2017 ketika Presiden AS saat itu Donald Trump menarik Amerika Serikat.

Pengelompokan, yang berganti nama menjadi CPTPP, menghubungkan Kanada, Australia, Brunei, Chili, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura dan Vietnam.
Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top