Taipei | EGINDO.co – Taiwan “cukup tertarik” dengan gas alam dari Alaska dan akan terus menilai kelayakan pembelian, kata kementerian ekonomi pada hari Senin, karena pemerintah berupaya mempersempit surplus perdagangan dengan Amerika Serikat dan mencegah tarif.
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Jumat bahwa ia berencana untuk mengumumkan tarif timbal balik pada banyak negara minggu ini, sebuah peningkatan besar dari serangannya untuk membentuk kembali hubungan perdagangan global dengan cara yang ia anggap menguntungkan Amerika.
Taiwan menjalankan surplus perdagangan yang besar dengan Amerika Serikat, yang melonjak 83 persen tahun lalu, dengan ekspor pulau itu ke AS mencapai rekor $111,4 miliar, didorong oleh permintaan untuk produk teknologi tinggi seperti semikonduktor.
Kementerian ekonomi Taiwan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perusahaan energi milik negara CPC “memang cukup tertarik dengan gas alam Alaska dan akan terus menilai kelayakannya dan juga bersedia melakukan pembelian tambahan”.
Tidak ada perincian lebih lanjut dan CPC tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Kantor Berita Pusat resmi Taiwan mengatakan pada Minggu malam bahwa CPC sedang berunding dengan sebuah perusahaan Alaska yang tidak disebutkan namanya “dengan harapan dapat mengurangi surplus perdagangan dengan AS”.
Sebagian besar gas alam Taiwan berasal dari Australia dan Qatar, dengan impor AS mencapai sekitar 10 persen dari pasokan.
Pada tahun 2021, CPC mulai menerima kargo gas alam cair dari Cheniere Energy berdasarkan kesepakatan 25 tahun yang ditandatangani dengan perusahaan AS tersebut pada tahun 2018, tak lama sebelum Presiden Taiwan saat itu, Tsai Ing-wen, mengunjungi Amerika Serikat.
Menteri Ekonomi Taiwan Kuo Jyh-huei mengatakan pada Sabtu bahwa Taiwan dapat mengikuti contoh Jepang dan mengimpor lebih banyak energi AS.
Jepang akan segera mulai mengimpor gas alam cair AS dalam jumlah rekor, kata Trump pada Jumat setelah berunding dengan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba.
Sumber : CNA/SL