Jakarta | EGINDO.com – Pemerintah akan mengalokasikan anggaran untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebesar Rp 268 triliun pada tahun 2026. Hal itu terungkap dalam paparan Direktur Penyusunan APBN Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Rofyanto Kurniawan pada saat acara Rakorbangpus 2025 dan Kick Off Meeting Penyusunan RKP 2026, Senin (5/5/2025).
Anggaran tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan alokasi pada tahun 2025 yang hanya Rp 171 triliun dengan target penerima sebanyak 82,9 juta siswa, ibu hamil dan balita. Rofyanto menyampaikan, setelah target jumlah penerima tercapai, fokus utama pemerintah akan beralih pada peningkatan kualitas pelaksanaan program.
Katanya kalau target Rp 82,9 juta sudah tercapai, tentunya akan fokus untuk meningkatkan kualitasnya. Dijelaskannya bahwa pemerintah akan memperkuat kolaborasi lintas sektor di daerah untuk menggerakkan roda ekonomi lokal, termasuk pemberdayaan usaha mikro dan kecil (UMK).
Selain itu, strategi pemerintah juga mencakup sinergi antara program MBG dan program pengadaan bahan pangan lokal, sehingga manfaat ekonomi tidak hanya dirasakan oleh pelajar penerima manfaat, tetapi juga oleh petani, UMKM, dan pelaku ekonomi mikro lainnya. Dalam paparannya, program ini diharapkan berkontribusi sebesar 1,32% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada tahun 2026, menciptakan lebih dari 1,32 juta lapangan kerja, serta membantu menurunkan angka kemiskinan sebesar 0,38 poin persentase.
Sementara itu sebelumnya Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dr Ir Dadan Hindayana kepada EGINDO.com di Medan belum lama ini mengatakan anggaran untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) seluruhnya berasal dari Anggaran Perbelanjaan Belanja Negara (APBN).
“Hal tersebut sudah ditegaskan Presiden Prabowo, berapapun anggarannya akan disiapkan dari APBN. Jadi, tidak perlu ada sharing anggaran dari pemerintah daerah,” katanya.
Menurut Dadan Hindayana, kalaupun pemerintah daerah ingin membantu menyukseskan program ini menjadi lebih cepat, maka ada dua hal yang bisa dilakukan. Pertama soal infrastruktur dan membina rantai pasokan. Dia menambahkan, saat ini program MBG yang akan dijalankan penuh pada akhir 2025 membutuhkan persiapan luar biasa. Tiga faktor utama menjadi kunci keberhasilan program ini yakni anggaran, sumber daya manusia (SDM), dan infrastruktur.@
Bs/fd/timEGINDO.com