Surbana Jurong : Proyek Tenaga Surya Singapura-Australia

Proyek Tenaga Surya Singapura-Australia
Proyek Tenaga Surya Singapura-Australia

Singapura | EGINDO.co – Rencana untuk proyek surya mendatang di Australia yang dapat memasok hingga 15 persen dari kebutuhan listrik Singapura semakin meningkat, dengan tim ahli global berkumpul untuk memberikan proyek skala multi-gigawatt.

Proyek Sun Cable senilai A$30 miliar (S$30,15 miliar), yang disebut Australia-Asia PowerLink (AAPowerLink), berencana untuk memasok listrik terbarukan ke Singapura melalui kabel 4.200 km dari Darwin di Northern Territory Australia.

Dalam rilis media, Rabu (20/10), Surbana Jurong mengatakan SMEC yang merupakan salah satu perusahaan anggotanya akan menjadi bagian dari tim yang dibentuk oleh Sun Cable. Ini akan memberikan layanan konsultasi teknik untuk sistem pembangkit tenaga surya dan antarmuka koneksi jaringan di Australia.

Baca Juga :  China Menentang Seruan Boikot Dengan Uji Coba Olimpiade Beijing 2022

Tim Penyerahan Proyek Terpadu (IPDT) terdiri dari lima perusahaan, termasuk UKMK, dengan fokus pada bidang yang berbeda, seperti manajemen risiko dan transmisi arus searah tegangan tinggi. Perusahaan lainnya adalah Bechtel, Hatch, Marsh dan PwC Australia.

Mereka akan membantu mendorong masa depan energi terbarukan di Australia dan Indo-Pasifik, kata rilis tersebut.

Surbana Jurong mengatakan kepada CNA bahwa mereka membantu memfasilitasi proyek melalui persiapan “pekerjaan awal”. Ini termasuk “memetakan persetujuan peraturan yang diperlukan untuk mengikat solusi Sun Cable ke jaringan Singapura serta menyediakan layanan teknis untuk menerima infrastruktur seperti konverter sumber tegangan, gardu induk dan kabel bawah laut untuk mendaratkan listrik di Singapura”, tambahnya.

Baca Juga :  PM Albanese Tidak Termasuk Kelompok Australia Ke Taiwan

Proyek ini diharapkan mulai dibangun pada akhir 2023, dengan pasokan listrik pertama ke Darwin pada 2026, dan Singapura pada tahun berikutnya. Operasi komersial penuh diharapkan pada akhir 2028.

Bulan lalu, Reuters melaporkan bahwa pemerintah Indonesia telah memberikan izin kepada Sun Cable untuk melakukan survei bawah air mulai segera untuk memetakan rute kabel arus searah tegangan tinggi bawah laut ke Singapura.

Sun Cable juga dilaporkan mengatakan akan menginvestasikan US$2,5 miliar (S$3,4 miliar) di Indonesia sebagai bagian dari proyek tersebut. Menurut pemodelan Sun Cable, proyek tersebut dapat mengurangi emisi Singapura sebesar 6 juta ton per tahun, menyamai seluruh kesenjangan pengurangan iklim dalam target 2030 yang diumumkan Singapura, kata rilis tersebut.

Baca Juga :  Sales,Laba Swatch Merosot Akibat Permintaan Lemah China, Saham Anjlok

Surbana Jurong dan Sun Cable akan membangun pengetahuan dan kemampuan lokal dalam energi terbarukan di Singapura melalui serangkaian inisiatif pengembangan bakat termasuk webinar bertema keberlanjutan untuk para profesional industri serta siswa yang mengejar kursus yang relevan di Institutes of Higher Learning. Surbana Jurong mengatakan inisiatif ini diharapkan akan diluncurkan pada kuartal pertama tahun 2022.

Pihak berwenang Singapura sebelumnya mengatakan bahwa diskusi tentang proposal perusahaan untuk memasok tenaga surya ke Singapura sedang berlangsung, menambahkan bahwa Otoritas Pasar Energi (EMA) tidak dapat memberikan rincian lebih lanjut karena “sensitivitas komersial”.

Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top