Strategi Pemilik Mall Menghadapi Tekanan Daya Beli pada Tahun 2025

Alphonzus Widjaja
Alphonzus Widjaja

Jakarta | EGINDO.com – Strategi para pemilik Mall dalam menghadapi tekanan daya beli pada tahun 2025. Adanya pergeseran gaya belanja, tekanan ekonomi dan pelemahan daya beli masyarakat menjadi beban berat bagi sektor ritel. Kondisi ini ikut menekan prospek kinerja bisnis pusat perbelanjaan (mall).

Hal itu dikatakan Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja dan dinilainya sampai saat ini daya beli masyarakat, khususnya kalangan menengah bawah masih mengalami penurunan.

“Kondisi ini telah menekan kinerja ritel, terutama kategori usaha department store. Tekanan terhadap bisnis gerai ritel, hingga terjadi penutupan pada sejumlah department store sebenarnya telah terjadi di beberapa tahun terakhir. Selain persoalan daya beli, penyebab utamanya adalah tren perubahan gaya belanja masyarakat, terutama di kota-kota besar,” katanya.

Dijelaskannya peritel berhadapan dengan tren belanja online melalui e-commerce atau online shopping. Dus, gerai ritel mesti bisa menawarkan customer experience atau customer journey agar tetap bisa menarik minat konsumen.

Alphonzus mengungkapkan tidak semua kategori bisnis di pusat perbelanjaan mengalami penurunan yang signifikan. Bisnis makanan dan minuman atau Food and Baverage (F&B) serta hiburan menjadi kategori yang mampu bertahan, bahkan bisa tumbuh.@

Fd/timEGINDO.com

 

Scroll to Top