Stok Jelang Lebaran, Bulog Diminta Tingkatkan Serapan Beras Harian Jadi 25.000 Ton

Gabah baru dipanen petani di Kecamatan Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. (Foto: Fadmin Malau)
Gabah baru dipanen petani di Kecamatan Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. (Foto: Fadmin Malau)

Jakarta | EGINDO.com – Stok menjelang Lebaran 2025, Bulog diminta tingkatkan serapan Beras Harian menjadi 25.000 ton. Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) meminta Perum Bulog untuk meningkatkan target penyerapan harian menjadi 25.000 ton. Hal ini sebagai langkah untuk memastikan ketahanan stok menjelang Lebaran.

Zulhas menekankan pentingnya langkah antisipatif dan intervensi pemerintah untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok serta pengendalian inflasi secara efektif. Menurut Zulhas, optimalisasi pengadaan dan distribusi beras untuk memastikan pasokan tetap stabil di pasar menjelang periode permintaan puncak saat Lebaran.

Katanya saat ini, Cadangan Beras Pemerintah (CBP) telah mencapai 65.000 ton. Untuk memastikan ketahanan stok, BULOG diminta meningkatkan target penyerapan harian menjadi 25.000 ton. Dengan begitu, pada akhir Februari dapat mencapai 180.000 ton dan meningkat menjadi 1,79 juta ton pada Maret dengan target serapan 60.000 ton per hari.

Pemerintah memastikan BULOG akan menyerap hasil panen petani dengan harga yang telah ditetapkan. Selain itu, pihak swasta diwajibkan membeli gabah dari petani dengan harga minimal Rp 6.500 per kilogram guna mencegah penurunan harga di tingkat petani. Jika ada pihak yang melanggar, akan diberikan sanksi tegas.

Zulhas dalam keterangannya, pada Sabtu (15/2/2025) kemarin mengatakan selain penguatan cadangan beras, pemerintah juga akan menerbitkan Instruksi Presiden terkait Pengelolaan Ketahanan Pangan. Instruksi ini bertujuan untuk menyederhanakan serta memastikan efektivitas pelaksanaan pengadaan, pengolahan, dan penyaluran beras di seluruh wilayah.

Dalam implementasinya nanti, pemerintah daerah, termasuk gubernur, bupati, camat, dan kepala desa, akan diwajibkan menggelar pertemuan mingguan guna memantau hasil panen dan harga beras serta memastikan tidak ada kendala dalam rantai pasokan. Kolaborasi antara kementerian teknis dengan pemerintah daerah sangat diperlukan untuk memperkuat pemantauan dan pengendalian pada tingkat lokal.@

Bs/timEGINDO.com

Bagikan :
Scroll to Top