Stimulus Digenjot Jelang Akhir Tahun, Namun Peluang Pertumbuhan Ekonomi Masih Terbatas

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
Jakarta|EGINDO.co Pemerintah terus memperkuat rangkaian stimulus fiskal dan nonfiskal untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2025. Paket kebijakan tersebut mencakup penyaluran bantuan sosial akhir tahun, diskon tarif transportasi selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru), program KUR perumahan, serta percepatan realisasi belanja kementerian dan lembaga.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa berbagai stimulus tersebut diproyeksikan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi dibandingkan beberapa kuartal sebelumnya. Menurutnya, pertumbuhan kuartal IV/2025 berpotensi mencapai 5,4%–5,6%, sejalan dengan perbaikan mobilitas dan dukungan belanja pemerintah pada penghujung tahun.

Meski demikian, sejumlah analis menilai dampak stimulus berpotensi terbatas. Secara historis, pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV dalam satu dekade terakhir belum pernah melampaui 5,6%, dengan rerata hanya 4,3%. Selain itu, konsumsi rumah tangga—kontributor utama produk domestik bruto—telah melambat menjadi 4,89% pada kuartal III/2025, mencerminkan kehati-hatian masyarakat dalam melakukan pengeluaran.

Upaya pemerintah menempatkan dana lebih dari Rp200 triliun di perbankan untuk mendorong penyaluran kredit juga belum memberikan efek optimal karena permintaan kredit masih lesu. Kondisi ini menunjukkan aktivitas dunia usaha belum sepenuhnya pulih.

Ekonom CORE Indonesia menilai peluang untuk mencapai pertumbuhan 5,6% relatif kecil. Mereka menilai stimulus yang disiapkan pemerintah belum cukup kuat mengangkat konsumsi, terutama karena mobilitas masyarakat pada akhir tahun umumnya terbatas dan kelompok menengah cenderung menahan belanja untuk barang-barang nonesensial. Perlambatan kredit juga membuat injeksi dana pemerintah ke perbankan kurang efektif.

Dengan mempertimbangkan dinamika tersebut, CORE memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal IV hanya akan berada di sekitar 5,2%. Pemerintah pun dihadapkan pada tantangan memastikan seluruh program stimulus dapat tersalurkan secara cepat, efektif, dan tepat sasaran agar mampu memberi dorongan nyata pada kinerja ekonomi menjelang akhir tahun. (Sn)

 

Scroll to Top