Standart Pelayanan Minimal Transjakarta Belum Terwujud

Ilustrasi Transjakarta
Ilustrasi Transjakarta

Jakarta|EGINDO.co Budiyanto, seorang pemerhati transportasi dan hukum, menekankan pentingnya penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada angkutan umum, terutama terkait aspek keamanan, keselamatan, keterjangkauan, dan kesetaraan. Ia menyebutkan bahwa Transjakarta, sebagai salah satu moda transportasi umum yang diminati oleh masyarakat Jakarta, seharusnya mampu menjaga performa pelayanan yang sesuai dengan standar tersebut.

Namun, menurut Budiyanto, ada tantangan yang signifikan dalam mewujudkan fungsi mobilitas Transjakarta akibat berbagai masalah lalu lintas di jalan. Salah satu masalah utama adalah jalur khusus Transjakarta yang belum sepenuhnya dilengkapi dengan pembatas fisik, sehingga tidak sepenuhnya steril. Banyak jalur Transjakarta yang hanya dibatasi oleh marka jalan dan masih beroperasi dalam lalu lintas campuran, memberikan peluang bagi kendaraan lain untuk masuk ke jalur busway tersebut.

Baca Juga :  TransJakarta Uji Coba Satu Unit Bus Listrik

Budiyanto menyoroti bahwa masalah ini berdampak pada mobilitas, dengan headway (waktu tunggu antar bus) yang seharusnya ditetapkan lima menit menjadi tidak konsisten, bahkan dapat mencapai 15 hingga 20 menit di setiap koridor. Hal ini tentu memengaruhi jarak dan waktu tempuh, serta mengancam keselamatan di jalur busway yang seringkali digunakan oleh kendaraan pribadi. Kecelakaan di jalur Transjakarta relatif sering terjadi, baik yang menimbulkan kerugian material maupun korban jiwa.

Kendala ini, menurut Budiyanto, menjadi salah satu faktor yang menyulitkan perubahan pola pikir pengguna kendaraan pribadi untuk beralih ke angkutan umum. Meskipun ada upaya untuk mendorong masyarakat menggunakan transportasi umum, kendaraan pribadi, baik roda dua maupun roda empat, masih mendominasi jalanan Jakarta, yang berujung pada kemacetan dan polusi udara yang semakin memburuk.

Baca Juga :  Sistem Pembayaran TransJakarta, Disarankan Lebih Efisien

Budiyanto menegaskan bahwa membangun sistem transportasi yang memenuhi Standar Pelayanan Minimal sangat diperlukan untuk menciptakan kepercayaan masyarakat. Aspek keamanan, kenyamanan, keselamatan, dan keteraturan harus menjadi perhatian utama bagi penyedia layanan angkutan umum. Hal ini juga menjadi salah satu alasan mengapa masyarakat kelas menengah ke atas masih enggan beralih ke transportasi umum, karena pelayanan yang diberikan belum mampu mencapai performa terbaiknya.

Ia menambahkan bahwa inkonsistensi dalam headway, jarak, dan waktu tempuh menjadi faktor pertimbangan bagi pengguna jasa angkutan umum, termasuk Transjakarta. Oleh karena itu, Budiyanto mendorong pemerintah daerah dan pengelola Transjakarta untuk mengevaluasi dan mencari solusi yang lebih efektif agar Transjakarta, sebagai salah satu transportasi favorit di Jakarta, bisa menjadi pilihan utama bagi masyarakat.

Baca Juga :  Pengamat: Kecelakaan Melibatkan Transjakarta Perlu Evaluasi

Meskipun jumlah pengguna Transjakarta terus meningkat, Budiyanto menyoroti bahwa penggunaan kendaraan pribadi juga masih tinggi. Keberhasilan angkutan umum seperti Transjakarta dapat dilihat dari seberapa padat bus Transjakarta di sepanjang waktu operasional dan dari berkurangnya jumlah pengguna kendaraan pribadi di jalan raya. Salah satu syarat utama untuk mewujudkan hal ini adalah memastikan bahwa transportasi umum memenuhi Standar Pelayanan Minimal dari aspek keamanan, kenyamanan, keselamatan, dan keterjangkauan. (Sn) 

 

Bagikan :
Scroll to Top