Jakarta|EGINDO.co Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa Indonesia termasuk negara yang paling cepat melakukan konsolidasi fiskal setelah pandemi Covid-19. Hal ini disampaikannya dalam rapat paripurna DPR saat membahas Rancangan Undang-Undang tentang Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN 2023 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Selasa, 20 Agustus 2024.
Menurut Sri Mulyani, Indonesia mampu melakukan konsolidasi fiskal tanpa mengganggu pertumbuhan ekonomi. Reformasi struktural yang didukung oleh pengelolaan fiskal yang hati-hati telah membantu memulihkan kesejahteraan masyarakat yang terdampak pandemi. Dia menambahkan bahwa pada tahun 2023, defisit fiskal berhasil dikendalikan hingga turun menjadi 1,61% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Selain itu, Sri Mulyani juga mengungkapkan bahwa rasio utang negara telah menurun secara bertahap, setelah sempat meningkat akibat pandemi, dengan posisi saat ini berada di sekitar 39,2%. Tingkat pengangguran terbuka juga berkurang dari 5,86% pada tahun 2022 menjadi 5,32% pada tahun 2023. Demikian pula, angka kemiskinan turun dari 9,54% menjadi 9,36%, sementara Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meningkat dari 73,77 menjadi 74,39.
Sri Mulyani menegaskan bahwa pencapaian APBN 2023 ini menunjukkan kinerja yang solid, meskipun perekonomian global menghadapi dinamika dan fluktuasi harga komoditas yang sangat tinggi. APBN juga mampu mendukung agenda pembangunan nasional serta berfungsi sebagai penyangga kejut (shock absorber) dalam melindungi daya beli masyarakat dan menjaga stabilitas ekonomi.
Sumber: Bisnis.com/Sn