Howthorne | EGINDO.co -Pembuat roket dan satelit SpaceX pada Rabu (3 Januari) dituduh oleh agen tenaga kerja AS memecat delapan karyawan secara tidak sah karena menyebarkan surat yang menyebut pendiri dan CEO Elon Musk sebagai “gangguan dan rasa malu”.
Seorang pejabat regional di Dewan Hubungan Perburuhan Nasional (NLRB) mengeluarkan keluhan yang mengklaim SpaceX melanggar hak-hak pekerja berdasarkan undang-undang ketenagakerjaan federal untuk bersatu dan mengadvokasi kondisi kerja yang lebih baik, menurut Kayla Blado, juru bicara badan tersebut.
Surat yang dikirimkan kepada eksekutif SpaceX pada Juni 2022 berfokus pada serangkaian tweet yang dibuat Musk sejak tahun 2020, banyak di antaranya bernuansa seksual. Para karyawan mengklaim pernyataan Musk tidak sejalan dengan kebijakan perusahaan mengenai keberagaman dan pelanggaran di tempat kerja dan meminta SpaceX untuk mengutuk pernyataan tersebut.
Blado mengatakan pengaduan tersebut juga menuduh SpaceX menginterogasi karyawan mengenai surat tersebut, meremehkan pekerja yang terlibat, dan mengancam akan memecat pekerja yang melakukan aktivitas serupa.
SpaceX dan pengacara para pekerja tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Penasihat umum NLRB bertindak seperti jaksa dan membawa kasus ke dewan beranggotakan lima orang yang ditunjuk oleh presiden.
Jika SpaceX tidak menyelesaikannya, kasus tersebut akan disidangkan oleh hakim administratif, yang keputusannya dapat diajukan banding ke dewan dan kemudian ke pengadilan banding federal. Sidang dijadwalkan pada 5 Maret, kata Blado pada hari Rabu.
Ketika NLRB menemukan bahwa pemecatan melanggar undang-undang ketenagakerjaan, NLRB dapat memerintahkan agar para pekerja dipekerjakan kembali dan diberikan gaji kembali. Jika SpaceX terbukti melanggar hukum, SpaceX juga dapat menghadapi hukuman yang lebih berat di masa depan di hadapan dewan.
Sumber : CNA/SL