Sofyan Tan: Merenungi Sejarah Panjang Imlek di Indonesia

Sofyan Tan
Sofyan Tan

Medan | EGINDO.co – Tahun kelinci air sepekan lagi segera berakhir, dan berganti tahun naga kayu pada 10 Februari 2024. Anggota DPR RI Komisi X, Fraksi PDI-Perjuangan, dr Sofyan Tan meminta masyarakat etnis Tionghoa senantiasa bersyukur, refleksi diri, dan merenungi sejarah panjang Tahun Baru Imlek yang kini menjadi hari libur nasional di Indonesia. “Dua tokoh besar bangsa Indonesia, Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Presiden Megawati Soekarnoputri. Kita harus selalu bersyukur dan merenungi sejarah panjang Tahun Baru Imlek di Indonesia,” kata Sofyan Tan pada Sabtu (3/2/2024) kegiatan Perayaan Tahun Baru Imlek 2575 di Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda, Medan.

Dalam siaran pers yang dilansir EGINDO.co menyebutkan perayaan Tahun Baru Imlek 2575 yang digelar bersama Universitas Satya Terra Bhinneka tersebut dihadiri Anggota DPRD Sumut Rudi Hermanto, Ketua PAC PDI Perjuangan Medan Area, Bobby C Halim, Anggota Dewan Pembina Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda, Tracey Yani Harjatanaya, Felix Harjatanaya, Davin Harjatanaya, Ketua Yayasan Finche Kosmanto, Pimpinan Sekolah Edy Jitro Sihombing dan ribuan tamu undangan lainnya.

Baca Juga :  Calon Duta Besar, Gandi Sulistiyanto Pamit Dari Sinarmas

Menurut Sofyan Tan, Tahun Baru Imlek di Indonesia memiliki sejarah panjang sebab pada zaman Orde Baru setelah terjadinya peristiwa kelam pada tahun 1965, Presiden Soeharto yang saat itu berkuasa mengeluarkan Inpres Nomor 14 Tahun 1967 bahwa pelaksanaan Imlek dan kebudayaan etnis Tionghoa dibatasi di Indonesia. Selama berlakunya Instruksi Presiden tersebut, Imlek terlarang dirayakan di depan publik. Tak hanya itu, seluruh perayaan tradisi dan keagamaan etnis Tionghoa termasuk tahun baru Imlek, Cap Go Meh dilarang dirayakan secara terbuka. Baru kemudian pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, terbit Keppres No 6/2000 tentang pencabutan Inpres No.14 Tahun 1967.

Selanjutnya, kata Sofyan Tan, kebijakan Gus Dur itu kemudian disempurnakan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri yang menetapkan perayaan Imlek sebagai hari nasional 2 tahun setelahnya lewat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002, Megawati menjadikan perayaan Imlek sejak tahun 2003 sebagai hari libur nasional.

Baca Juga :  Dolar Level Tertinggi 5 Minggu, Lira Turun, Baht Melonjak

Selain memiliki peran pada perayaan Imlek di Indonesia lanjut Sofyan Tan, Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri juga memiliki peran dan andil besar terhadap dirinya yang hingga kini menjadi Anggota DPR RI. “Tanpa Ibu Megawati Soekarnoputri tak mungkin saya menjadi Anggota DPR RI, tak mungkin saya sampai hari ini bisa membantu 410.000 anak-anak kurang mampu agar bisa sekolah. Mari kita renungkan kembali siapa yang memberikan hak-hak kita untuk merayakan Imlek secara nasional,” ungkap Sofyan.

Sebelum menutup sambutannya dr Sofyan Tan mengucapkan Gong Xi Fa Cai kepada masyarakat etnis Tionghoa, semoga selalu sehat, beruntung, dan bahagia sepanjang tahun. Kegiatan Perayaan Tahun Baru Imlek 2575 di Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda diisi sejumlah hiburan yang dibawakan mahasiswa/i Universitas Satya Terra Bhinneka, siswa/i Sultan Iskandar Muda, atraksi barongsai dan Liong hingga menampilkan artis dari Malaysia Alice Ong yang juga pencipta lagu Heng Ong Huat.@

Baca Juga :  Soal Ekspor Pasir Laut, Menteri KKP: Masa Yang Untung Johor

Rel/fd/timEGINDO.co

 

Bagikan :
Scroll to Top