Jakarta | EGINDO.com   – SKK Migas siap menggelar konvensi internasional hulu minyak dan gas bertajuk Indonesian Oil and Gas (IOG) yang diselenggarakan pada 29 November hingga 1 Desember 2021.
Siaran pers SKK Migas yang diterima di Jakarta, Kamis menyebutkan konvensi itu bertujuan menarik investasi, identifikasi solusi inovatif dalam menghadapi inisiatif rendah karbon dan transisi energi, membangun kolaborasi antara investor dan stakeholders.
Selain itu, perhelatan ini juga menjadi sosialisasi 10 pilar utama IOG 4.0 serta pemberian penghargaan atas pencapaian kinerja di dalam industri hulu migas.
Konvensi IOG merupakan upaya SKK Migas dalam memastikan realisasi target produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) untuk gas bumi dapat tercapai pada 2030.
Akhir tahun lalu, SKK Migas juga mengadakan konvensi internasional IOG yang dilaksanakan secara virtual dengan menghadirkan 12.000 peserta yang berasal dari 57 negara. Jumlah ini dua kali lipat dari target yang ditetapkan dalam konvensi pertama tersebut.
IOG 2020 terdiri dari 12 keynotes dan panels, 25 concurrent forum, lebih dari 120 pembicara, serta pemberian penghargaan kepada 18 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
Konvesi tersebut menampilkan pembicara utama, yaitu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Melalui konvensi itu, pemerintah berkomitmen memberikan paket stimulus sebagai upaya untuk terus menjaga kinerja iklim investasi sektor hulu minyak dan gas bumi agar tetap menarik.
Dalam sambutannya, Menteri Luhut menyampaikan Indonesia sedang menjalankan regulatory reform melalui pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja untuk membuat Indonesia lebih menarik sebagai destinasi investasi.
Sementara itu, Menteri Arifin Tasrif menyatakan pemerintah akan mengambil langkah untuk mendukung industri dengan melakukan simplifikasi dalam regulasi, penggunaan data dan fleksibilitas dalam sistem fiskal, integrasi hulu dan hilir, serta pemberian stimulus.
Lantas, akankah IOG 2021 kembali sukses seperti tahun lalu? Atau bahkan akan membuahkan hasil yang lebih baik dibandingkan tahun lalu? Kami tunggu kontribusi Anda di 2nd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas pada akhir tahun ini.
Sumber: Antaranews/Sn