Singapura Tinjau Kesepakatan F1 Ditengah Tuduhan Iswaran

Formula 1 Singapura
Formula 1 Singapura

Singapura | EGINDO.co – Pemerintah sedang meninjau kembali ketentuan kesepakatan balap Formula 1 Singapura, dan telah meminta Dewan Pariwisata Singapura (STB) untuk melakukan audit terhadap Grand Prix Singapura 2022, kata Menteri yang bertanggung jawab atas Hubungan Perdagangan Grace Fu di parlemen pada hari Senin (5 Februari).

Ms Fu mengatakan hal ini sebagai jawaban atas pertanyaan dari beberapa Anggota Parlemen, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut, dengan mengatakan: “Anggota akan memahami bahwa saya tidak dapat mengatakan lebih banyak mengenai hal ini pada saat ini.”

Anggota parlemen telah mengajukan beberapa pertanyaan parlemen tentang balapan F1 setelah mantan Menteri Transportasi S Iswaran ditangkap atas tuduhan korupsi. Kasus terhadap mantan menteri, yang juga menjabat Menteri yang membidangi Hubungan Perdagangan, masih berlanjut.

Baca Juga :  Indonesia Dapat Medali Pertama, Windy Cantika Raih Perunggu

Ia menghadapi 27 dakwaan: dua dakwaan korupsi, satu dakwaan menghalangi keadilan, dan 24 dakwaan mendapatkan barang-barang berharga sebagai pegawai negeri.

Ms Fu juga menolak jawabannya dengan mengatakan bahwa dia tidak bisa menangani pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan masalah yang mungkin harus ditangani selama persidangan Iswaran.

“Tidak pantas bagi kami untuk berspekulasi atau berprasangka buruk terhadap hasil persidangan. Saya akan menjawabnya sejauh mungkin,” kata Fu.

Pada sidang parlemen hari Senin, Gan Thiam Poh (PAP – Ang Mo Kio) menanyakan bagaimana Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) menilai manfaat kontrak F1.

Sementara itu, Pak Edward Chia (PAP – Holland-Bukit Timah) sempat menanyakan apakah STB sudah melakukan penilaian terhadap hubungan Iswaran dan Pak Ong Beng Seng terkait balapan F1.

Baca Juga :  Singapura Diundang ke KTT G20 di Brasil pada tahun 2024

Associate Professor Jamus Lim (WP – Sengkang) juga menanyakan tentang kontrak pemerintah dengan perusahaan milik Pak Ong, sementara beberapa anggota parlemen menanyakan apakah ada ketidakpatuhan terhadap proses.

Ms Fu mengatakan bahwa STB pada tahun 2007 telah menandatangani kontrak dengan GP Singapura untuk menyelenggarakan balapan malam F1 di Singapura. Dewan Pariwisata telah memperbarui kontrak ini sebanyak tiga kali, yaitu pada tahun 2012, 2017, dan 2022. Kontrak tersebut saat ini memasuki masa jabatan keempat yang akan berakhir pada tahun 2028.

MTI mengatakan pada 18 Januari bahwa ketentuan seluruh perjanjian telah dipertimbangkan secara hati-hati oleh pemerintah dan “sampai saat ini tidak ada indikasi bahwa kontrak F1 atau kontrak lainnya dibuat untuk merugikan pemerintah”.

Ms Fu menambahkan: “Meskipun kami akan meninjau kontrak pemerintah untuk melindungi kepentingan Singapura, kami tetap berkomitmen untuk Grand Prix F1 Singapura. Persiapan untuk balapan 2024 telah dimulai.”

Baca Juga :  NXP, Vanguard (TSMC) investasi US$7,8 Miliar Pabrik Wafer Singapura

Menjawab pertanyaan tambahan dari Pemimpin Oposisi dan Ketua Partai Pekerja Pritam Singh tentang lembaga mana yang meninjau kesepakatan F1, Ms Fu mengatakan bahwa MTI memimpin tinjauan tersebut dan mungkin melibatkan lembaga lain.

Menanggapi pertanyaan CNA tentang ruang lingkup peninjauan tersebut, juru bicara MTI mengatakan pada Senin malam bahwa rincian peninjauan tersebut sedang dikerjakan dan pihaknya akan bekerja sama dengan dewan STB untuk meninjau perjanjian F1.

“Kami tetap berkomitmen untuk F1 Grand Prix Singapura dan semua persiapan untuk balapan 2024 sudah berjalan sesuai rencana,” tambah juru bicara tersebut.

Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top