Singapura, Kota Termahal Keempat di Dunia bagi Ekspatriat

Singapura
Singapura

Singapura | EGINDO.co – Singapura adalah kota termahal keempat bagi ekspatriat, tetapi ke-28 bagi penduduk lokal, menurut sebuah studi oleh para peneliti dari Lee Kuan Yew School of Public Policy.

Studi yang mengamati 45 kota di Asia, Australasia, Eropa, dan Amerika Utara ini menemukan bahwa biaya hidup ekspatriat lebih dipengaruhi secara langsung oleh dinamika inflasi global dan fluktuasi nilai tukar dibandingkan dengan biaya hidup penduduk lokal.

Harga rumah, biaya transportasi, dan biaya sekolah internasional merupakan faktor pendorong biaya utama bagi ekspatriat, menurut studi tersebut.

Pada tahun 2025, Singapura menempati posisi keempat di antara 45 kota yang disurvei untuk biaya hidup ekspatriat, setelah New York, Zurich, dan Los Angeles.

Singapura adalah kota termahal ke-28 bagi penduduk lokal, menurut studi tersebut.

Bagi ekspatriat, kota-kota termahal sebagian besar terletak di Amerika Utara dan Eropa Barat, kecuali Singapura dan Hong Kong. Kota di Tiongkok ini menduduki peringkat ke-10 kota termahal bagi ekspatriat dan ke-31 bagi penduduk lokal.

Di Asia sendiri, Singapura merupakan kota termahal bagi ekspatriat dan penduduk lokal. Hong Kong berada di peringkat kedua.

Studi ini mengamati peringkat ini dari tahun 2021 hingga 2025. Singapura merupakan kota termahal keenam di dunia bagi ekspatriat pada tahun 2021, dan kelima dari tahun 2022 hingga 2024.

Untuk penduduk lokal, Singapura berada di peringkat ke-33 pada tahun 2021, ke-30 pada tahun 2022, ke-29 pada tahun 2023, dan tetap di peringkat ke-28 pada tahun 2024 dan 2025.

Studi ini menemukan bahwa di kota-kota dengan peringkat lebih tinggi seperti Zurich, Singapura, dan Hong Kong, faktor-faktor di luar pembangunan ekonomi regional mendorong kenaikan biaya hidup, dengan 10 kota teratas juga mencatat harga perumahan tertinggi.

Perumahan di Singapura menempati peringkat keenam termahal bagi ekspatriat di antara 45 kota, tetapi peringkat ke-23 bagi penduduk lokal.

Para peneliti mengaitkan hal ini dengan ketergantungan ekspatriat yang lebih besar pada pasar sewa swasta dan kondominium, tidak seperti penduduk lokal yang dapat mengakses perumahan bersubsidi atau perumahan umum.

Biaya transportasi dan pendidikan juga merupakan yang tertinggi secara global bagi ekspatriat di Singapura, menurut studi tersebut, dengan kepemilikan mobil disebut sebagai yang termahal karena sistem Sertifikat Kepemilikan.

Kota-kota dengan biaya hidup termurah bagi ekspatriat terkonsentrasi di Asia Tenggara. Kota-kota di kawasan maju umumnya memiliki biaya hidup yang lebih tinggi dan semakin tidak terjangkau, kata para peneliti.

Sumber : CNA/SL

Scroll to Top