Singapura | EGINDO.co – Singapura telah diundang oleh Brasil untuk berpartisipasi dalam KTT dan pertemuan G20 pada tahun 2024.
Brasil mengambil alih kepresidenan G20 dari India pada 1 Desember dan akan mengadakan pertemuan puncak tahun depan di Rio de Janeiro pada 18-19 November.
“Singapura mengapresiasi undangan Brazil, yang mencerminkan hubungan baik dan kerja sama erat kami di forum multilateral,” kata Kementerian Luar Negeri (MFA) dan Kementerian Keuangan (MOF) dalam keterangan pers bersama, Sabtu (2 Desember).
“Kami menikmati pendalaman kolaborasi di berbagai bidang seperti perdagangan dan investasi, inovasi, pendidikan, perubahan iklim, dan keberlanjutan.
“Singapura akan terus berkontribusi aktif dalam proses G20, baik dalam kapasitas nasional kami maupun sebagai Penyelenggara Global Governance Group (3G).”
Global Governance Group adalah kelompok informal yang terdiri dari 30 anggota PBB berskala kecil dan menengah, yang didirikan untuk mendorong hubungan yang lebih kuat antara G20 dan negara-negara anggota PBB.
Meskipun Singapura bukan anggota G20, Singapura telah diundang untuk berpartisipasi dalam KTT dan pertemuan terkait selama lebih dari 10 tahun.
Perdana Menteri Lee Hsien Loong menghadiri KTT G20 yang diselenggarakan di India pada bulan September 2023 dan di Bali pada tahun 2022.
Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva mengatakan bahwa negaranya akan fokus pada pengurangan kelaparan dan kemiskinan, memperlambat perubahan iklim dan reformasi tata kelola global ketika negaranya memimpin kelompok G20 yang merupakan negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
“Saya berharap kita dapat mengatasi masalah-masalah yang tidak perlu kita hindari dan coba selesaikan,” kata Lula pada pertemuan dengan para menteri kabinet pada bulan November untuk menguraikan prioritas Brasil untuk G20.
Dalam pernyataan pers Singapura, MFA dan Kementerian Keuangan mengatakan: “Kami berharap dapat bekerja secara konstruktif dengan kepresidenan Brasil dan anggota serta tamu G20 lainnya untuk mewujudkan prioritas Brasil dalam membangun dunia yang adil dan planet yang berkelanjutan.
“Hal ini mencakup isu-isu seperti mendorong inklusi sosial dan memerangi kelaparan, mengelola transisi energi dan pembangunan berkelanjutan, serta mereformasi tata kelola global.”
Sumber : CNA/SL